Bisnis.com, BANYUWANGI—Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) mendesak pemerintah untuk merenovasi dan menambah kapasitas pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk.
Ketua Umum Gapasdap Khoiri Soetomo mengatakan, saat ini secara kuantitas dan kualitas, pelabuhan Ketapang, Banyuwangi dan Gilimanuk, Jembrana masih jauh dari kata layak. Menurutnya, kondisi pelabuhan saat ini belum mampu secara maksimal melayani tingginya aktivitas penyeberangan antara Pulau Jawa dan Pulau Bali.
“Dari sisi jumlah dermaga sudah tidak memadai, padahal jumlah kapalnya sudah overload. Kami harap pemerintah jangan hanya gencar menerbitkan izin operasi kapal tapi juga menambah jumlah dermaganya,” katanya, Senin (3/6/2019).
Dia mengatakan, saat ini jumlah dermaga di masing-masing pelabuhan yang dapat dioperasikan hanya 3 dermaga. Adapun, untuk melayani proses sandar kapal secara maksimal, satu dermaga biasanya hanya dapat melayani 5 kapal.
“Padahal saat ini jumlah kapal yang beroperasi di rute Ketapang-Gilimanuk mencapai 56 kapal. Jadi banyak kapal yang harus antri lama untuk sandar,” lanjutnya.
Di samping itu dia juga menyoroti ketiadaan fasilitas pemecah ombak di kedua pelabuhan. Hal itu membuat rute penyeberangan laut di kedua pelabuhan tersebut sering tertunda karena ombak yang tinggi.
Alhasil, kualitas pelayanan di kedua pelabuhan tersebut menjadi tidak maksimal. Dia pun meminta pemerintah mencontoh Pelabuhan Ulele di Aceh yang telah memiliki fasilitas pemecah ombak.
(Tim Jelajah Jawa-Bali 2019 (Yustinus Andri, Muhammad Ridwan, Andi M. Arief, Maria Elena, Reni Lestari))