Bisnis.com, JAKARTA — Optimalisasi tol Trans-Jawa diprediksi dapat memperlancar arus mudik jalur darat Lebaran 2019. Sebagai gantinya, pemudik perlu waspada terhadap penumpukan kendaraan di pintu keluar tol.
Peneliti Indonesia Urban Transport Institute (Iutri) sekaligus Pengamat Transportasi Universitas Indonesia (UI) Alvinsyah berpendapat, bertambahnya jaringan tol Trans-Jawa yang diterapkan sistem satu arah, memang membuat kapasitas tampung jalan akan bertambah.
"Tapi jangan lupa isu utama transportasi jalan raya adalah keterbatasan kapasitas dan adanya bottleneck di beberapa lokasi," ungkap Alvinsyah Alvinsyah kepada Bisnis, Rabu (29/5/2019).
Alvin menjelaskan kapasitas jalan sebenarnya memang tidak didesain untuk menampung beban volume lalu lintas darurat seperti masa lebaran yang hanya terjadi beberapa jam saja. Oleh sebab itu, pasti tetap ada lokasi rawan kemacetan.
"Perlu dicermati titik-titik akhir dari ruas tol Trans-Jawa di beberapa kota yang jumlah pemudiknya signifikan atau dominan dari total jumlah pemudik di Pulau Jawa," ujar Alvin.
Atas dasar tersebut, survei Litbang Kementerian Perhubungan membuktikan, dari 14,9 juta warga Jabodetabek yang mudik, Jawa Tengah menjadi tujuan terbanyak, yaitu 5.615.408 orang (37,68%), disusul Jawa Barat sebanyak 3.709.049 orang (24,89%), dan Jawa Timur sebanyak 1.660.625 orang (11,14%).
Oleh sebab itu, menurut Alvin, pemudik perlu waspada pada beberapa exit toll di sekitar kota-kota Jateng yang padat pemudik seperti Surakarta, Semarang, dan Tegal. Dengan beberapa exit toll yang diperkirakan macet, yaitu Pejagan, Pemalang, Banyumanik, Salatiga, Tingkir, Boyolali, dan Colomadu.
Oleh sebab itu, ujar Alvin, ke depan mesti ada solusi holistik menyentuh akar permasalahan terkait maraknya pemudik yang memilih jalur darat. Sebab, walaupun kapasitas jalan terus ditambah, jalan tak akan sepi dari pemudik yang lebih suka menggunakan kendaraan pribadi.
"Harus diingat negara ini memang selama ini tidak meningkatkan kapasitas infrastruktur transportasinya dengan benar dan serius dan pembangunan selama ini terkonsentrasi di Jawa, khususnya di Jabodetabek," ujar Alvin.
"Jadi kalau mau serius mengurangi fenomena mudik lebaran jalur darat ini, ya harus membangun pusat ekonomi di wilayah lainnya di Indonesia yang ditunjang dengan infrastruktur yang memadai," tambahnya.
Tim Jelajah Lebaran Jawa-Bali 2019: Rayful Mudassir, Aziz Rahardyan, Mutiara Nabila, Wibi Pratama, & Ni Putu Eka Wiratmini