Bisnis.com, JAKARTA – Penyeberangan di Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi, Jawa Timur) - Gilimanuk (Jembrana, Bali) diprediksi tumbuh hingga 10 persen dan Kementerian Perhubungan telah melakukan sejumlah persiapan.
Direktur Jenderal Perhubungan Kemenhub Darat Budi Setiyadi menekankan faktor keselamatan dan keamanan saat pelaksanaan angkutan Lebaran di Lintas Ketapang-Gilimanuk.
“Kita harus pastikan semua sarana yang akan dipakai masyarakat harus sudah dilakukan ramp check, bahwa kapal yang ada di lintas Ketapang-Gilimanuk sudah dilakukan ramp check,” katanya dalam keterangan resmi pada Minggu (26/5/2019).
Jumlah kapal yang tersedia lebih dari 56 unit, tetapi yang akan beroperasi sebanyak 32 buah dan 100 persen telah dilakukan ramp check terhadap kapal-kapal penyeberangan tersebut.
Dia menuturkan terkait penyeberangan yang terpenting memastikan keselamatan sarananya dengan melakukan rampcheck, menyediakan fasilitas keselamatan seperti life jacket, lifebuoy, sekoci yang ada di dalam kapal sesuai kapasitasnya. Selain itu, perlu dipastikan kesesuaian penumpang dengan manifes.
Dia menjelaskan karakter lintasan Ketapang-Gilimanuk ini berbeda dengan Merak (Banten) - Bakauheni (Lampung) karena puncak arus mudiknya terjadi pada H-3 karena faktor pekerjaan masyarakat yang ingin berasal dari sektor informal yang baru mendapat libur pada tanggal tersebut.
“Tahun depan saya juga mau usulkan kepada Menhub untuk program mudik gratis bagi pemudik dari Bali dan Nusa Tenggara Barat ke arah Pulau Jawa,” ujar Budi.
Dia memperhitungkan kapal yang ada sudah mencukupi dan kini tinggal soal pengawasannya, terlebih soal keamanan juga menjadi isu. “Jadi, mohon kepada polisi untuk memperketat aspek keamanan karena rawan dari orang-orang yang ingin memanfaatkan situasi,” ujarnya.
Budi berharap agar kondisi pemudik harus dalam keadaan nyaman saat menyeberang maupun menunggu antrian. Dia menambahkan kepada pihak kepolisian agar ketika sudah di lapangan, kewenangan dan diskresi sepenuhnya ada di kepolisian, sehingga tidak perlu ragu untuk bertindak.
GM PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang-Gilimanuk, Fahmi Alweni, menambahkan bahwa puncak arus mudik terjadi pada H-3 dan H-2. Dia memprediksi pertumbuhan penumpang 5 persen, roda dua 5 persen, sementara roda empat di atas 10 persen.
"Selain untuk mencegah adanya antrean, kami juga menerapkan sistem pembayaran nontunai. Penjualan tiket penumpang maupun roda dua nontunai, sementara untuk roda empat bisa nontunai ataupun tunai,” kata Fahmi.
Dia menerangkan mengenai kesiapan sarana dan prasarana yang ada di Ketapang dan Gilimanuk. Jumlah loket di Pelabuhan Ketapang yaitu tiga loket penumpang, delapan loket kendaraan roda dua, dan sembilan loket kendaraan roda empat.
Selama ini, tuturnya, terjadi antrean sampai keluar salah satunya terjadi karena lambatnya transaksi di loket, sehingga kendaraan tidak masuk di kantong parkir sesuai waktu yang diharapkan.
Dia memerinci akan ada tujuh dermaga yang akan dipakai di Ketapang dan Gilimanuk, serta 32 kapal yang akan melayani.