Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan Umum (Perum) Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI) menyiapkan 150 unit bus bantuan guna mengantisipasi lonjakan penumpang saat mudik Lebaran 2019.
Direktur Utama Perum DAMRI Setia N. Milatia Moemin menuturkan, pihaknya sudah mengantisipasi lonjakan arus mudik sekaligus kebijakan satu arus tol Trans-Jawa dari Cikampek Utama hingga ke Brebes Barat.
"One way harusnya kami bisa tetap menepati jadwal kami. Setahu kami di jalan arteri kemarin dari koordinasi institusi terkait mereka juga sudah melakukan beberapa tindakan-tindakan antisipasi apabila akan terjadi kemacetan. Jadi, kami harap ini mudah-mudahan kami bisa tepati jadwal yang kami janjikan," tuturnya, Kamsi (23/5/2019).
Angkutan Hari Raya Idul Fitri (AHRI) DAMRI dilaksanakan saat arus mudik pada 29 Mei--4 Juni 2019, sedangkan arus balik pada 7--13 Juni 2019.
DAMRI, terangnya, menyiapkan angkutan reguler yang melayani antarkota dengan total armada sebanyak 192 unit, 4.247 ritase dan target penumpang 103.203 orang.
Kantor Cabang yang melayani adalah Bengkulu, Palembang, Bandar Lampung, Jakarta, Bogor, Cilacap, Purwokerto, Purworejo, Ponorogo, Malang.
Sementara itu, total armada bus bantuan yang disiapkan mendukung layanan AHRI Reguler sebanyak 150 unit, 1.047 ritase dan target penumpang 23,071 orang. Kantor cabang yang menyediakan Bus Bantuan adalah Soekarno-Hatta, Bandung, Surakarta.
Bus bantuan ini yang disebut dapat menyiasati keterlambatan kembalinya bus akibat pemberlakukan satu arah jalan tol yang menyebabkan armadanya harus melalui jalur pantai utara untuk kembali ke Jakarta.
Selain itu, angkutan lokal yang melayani AHRI di wilayah kerja masing-masing disiapkan total rrmada sebanyak 166 unit, 4.417 ritase dan target penumpang 111,763 orang.
Kantor cabang yang menyediakan layanan: Medan, Palembang, Bandar Lampung, Bandung, Samarinda, Banjarmasin, Pontianak, Surabaya, Jember, Banyuwangi, Pamekasan, Denpasar, Makasar.
Selain itu, sistem pelaksanaan monitoring pun dilakukan secara digital. "Monitoring posisi armada melalui akses GPS pada armada dan HP pengemudi dan pengawasan jadwal keberangkatan," katanya.