Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Uni Eropa: AS Belum Siap Bahas Perdagangan

Amerika Serikat, yang saat ini berada di tengah perang tarif dengan China dan berupaya melakukan negosiasi dengan Jepang, Meksiko, dan Kanada, dinilai belum siap untuk melanjutkan perundingan dagang dengan Uni Eropa.
Para Duta Besar negara Anggota Uni Eropa saat melakukan pertemuan dengan TKN Jokowi-Ma'ruf Amin di Jakarta, Kamis (24/1/2019). Foto: Dokumentasi TKN
Para Duta Besar negara Anggota Uni Eropa saat melakukan pertemuan dengan TKN Jokowi-Ma'ruf Amin di Jakarta, Kamis (24/1/2019). Foto: Dokumentasi TKN

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat, yang saat ini berada di tengah perang tarif dengan China dan berupaya melakukan negosiasi dengan Jepang, Meksiko, dan Kanada, dinilai belum siap untuk melanjutkan perundingan dagang dengan Uni Eropa.

Negosiator Perdagangan Uni Eropa Cecilia Malmstrom mengatakan, Uni Eropa sudah siap dan ada mandat untuk melanjutkan pembahasan. Namun menurutnya, AS belum siap untuk melakukan negosiasi tarif.

Malmstrom mengatakan, dia sudah sempat bertemu dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer untuk melakukan diskusi perdagangan.

"Saat ini diskusi dengan China tengah menjadi fokus utama Amerika Serikat," ujar Malmstrom seperti dikutip melalui Bloomberg, Kamis (23/5/2019).

Presiden Donald Trump dan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mencapai kesepakatan politik pada Juli 2018 yang menetapkan kerangka kerja untuk kesepakatan yang akan memangkas tarif industri dan menangguhkan ancaman AS untuk mengenakan tarif pada ekspor mobil Eropa.

Meskipun Trump pekan lalu memutuskan untuk tidak membebani Uni Eropa dengan bea impor baru mobil, dia mengatakan bahwa mobil Eropa merupakan satu dari sekian ancaman keamanan nasional, dan menyampaikan bahwa volume impor mungkin harus dikurangi secara artifisial.

Kata Malmstrom, jika pembicaraan segera dimulai, dia berharap kesepakatan dapat dicapai selama masa jabatan Komisi Eropa saat ini, yang akan segera berakhir yakni pada akhir Oktober.

Malmstrom menolak gagasan menyetujui apa yang disebut pengekangan ekspor sukarela, atau disebut juga sebagai managed trade, karena praktik perdagangan yang terintervensi kebijakan pemerintah tidak sesuai dengan aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

"Meskipun kami menghargai bahwa tidak ada pengenaan tarif untuk impor mobil, kami secara fundamental masih tidak setuju dengan anggapan bahwa impor mobil dan suku cadang Eropa merupakan ancaman keamanan," kata Malmstrom.

"Kami tidak akan terlibat dalam perdagangan yang diintervensi kebijakan pemerintah," tambahnya.

Sebelumnya, Trump memulai genderang perang dagang dengan Uni Eropa atas penilainnya yang mengatakan bahwa produk impor mengancam keamanan nasional AS.

Dalam manuver perdagangan terbaru dari pemerintahan Trump, Washington mengatakan bahwa pihaknya akan memberlakukan tarif terhadap beberapa barang impor Uni Eropa senilai US$11 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Tegar Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper