Bisnis.com, JAKARTA — PT Chevron Pasific Indonesia berharap meningkalkan kesan positif pascamengelola Blok Rokan dengan menyukseskan transisi ke PT Pertamina (Persero).
Chevron, Pertamina dan Satuan Pelaksana Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah membentuk tim transisi untuk membahas berbagai persoalan terkait pengelolaan blok migas legendaris tersebut. Sebut saja soal persoalan inventarisasi infrastruktur, keternagakerjaan, dan lainnya.
Senior Vice President Policy Government and Public Affairs Chevron Pacific Indonesia Wahyu Budiarto mengatakan masa transisi yang baik, melancarkan Pertamina memulai pengelolaan Blok Rokan.
"Niatan kami agar smooth. Namanya juga kami kontraktor yang sudah habis. Maka ke depannya Pertamina bisa baik," katanya, dalam acara Iftar and Learn bersama Corporate Affairs Chevron IBU, Selasa (21/5/2019).
Wahyu mengungkapkan berdasarkan alih kelola blok migas sebelumnya, tidak banyak waktu untuk melakukan transisi. Dia menceritakan bagaimana peralihan Blok Siak yang diserahkan ke Pertamina pada 27 November 2013.
Pemerintah memutuskan pengelolaan blok migas tersebut kurang dari 24 jam sebelum masa kelolanya berakhir. Untuk itu, Chevron bersedia melanjutkan pengelolaan selama 6 bulan sebagai masa transisi.
"Lalu seperti di East Kalimantan, keputusan [pemerintah] agak lama karena kami tidak mengajukan perpanjangan. Lalu transisi Pertamina untuk mengoperasikan kan cuma enam bulan," katanya.
Melihat masa waktu alih kelola Blok Rokan yang masih sekitar 2,5 tahun mendatang, Chevron dapat membantu Pertamina untuk memuluskan transisi pengelolaan. "Kami harap ini lebih smooth karena masih punya waktu [2,5 tahun]," tambahnya.