Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Petakan Pendanaan dan Kesiapan Lahan GGR Bontang

PT Pertamina (Persero) bersama Overseas Oil & Gas (OOG) sedang melaksanakan persiapan agar pelaksanaan proyek Grass Root Refinery (GRR) Bontang berjalan dengan lancar.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA—PT Pertamina (Persero) bersama Overseas Oil & Gas (OOG) sedang melaksanakan persiapan agar pelaksanaan proyek Grass Root Refinery (GRR) Bontang berjalan dengan lancar.

“Saat ini kami menjalani beberapa tahapan penting terkait kesiapan pendanaan dan kesiapan lahan,” ujar Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang, dalam keterangan tertulis, Selasa (21/5/2019).

Terkait pendanaan, pada 30 April 2019 yang lalu, OOG telah melakukan open bidding di Singapura kepada reputable Engineering Company untuk melakukan kajian yang akan digunakan sebagai acuan oleh para lender dan perbankan untuk turut serta mendanai proyek kilang baru tersebut.

GRR Bontang sendiri membutuhkan total investasi sekitar US$10 miliar- US$15 miliar.

Tallulembang menambahkan kajian tersebut akan disampaikan kepada perbankan baik di dalam ataupun luar negeri pada Desember 2019.

Terkait kesiapan lahan, Pertamina terus mendorong percepatan terbitnya RTRW kota Bontang, pemanfaatan lahan LMAN dan pemanfaaatan lahan industri lainnya yang diperlukan.

“Pertamina sebagai pemegang amanah penugasan dari pemerintah pada bulan memulai penyiapan proses pematangan lahan untuk kilang GRR Bontang yang diawali dengan kegiatan site location study yang lebih mendalam,” tambahnya.

Sebelumnya, Overseas Oil and Gas (OOG) LLC, perusahaan minyak dan gas bumi asal Oman, fokus menyelesaikan studi kelayakan agar mendapatkan pendanaan dari perbankan (bankable feasibility study) dan desain rekayasa terperinci (Front End Engineering Design) dalam pembangunan Kilang Bontang.

Chairman Overseas Oil and Gas (OOG) LLC Khalfan Al Riyami mengatakan tengah memproses kajian kelayakan finansial untuk proyek kilang ini. Pihaknya merencanakan kajian kelayakan tersebut selesai dalam lima bulan mendatang. Selanjutnya, OOG akan mengerjakan Front End Engineering Design (FEED).

Adapun, total waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan kajian kelayakan finansial dan FEED ditargetkan selesai dalam dua tahun ke depan. “Selanjutnya konstruksi 2-3 tahun selesai, jadi dalam kurang lebih lima tahun selesai,” katanya, Senin (15/4/2019).

Dengan tahapan penyelesaian kajian lanjutan dan pembangunan konstruksi, Khalfan memproyeksikan Kilang Bontang beroperasi paling cepat 2025.

OOG setidaknya memerlukan biaya investasi senilai US$15 miliar, dengan kemampuan kapasitas 300.000 barel per hari dan terintegrasi dengan kilang petrokimia.

Untuk pasokan minyaknya, Khalfan mengaku akan mendatangkan langsung dari negara produsen minyak.

Sayangnya, dia tidak menjelaskan apakah juga akan menyerap hasil produksi minyak nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper