Bisnis.com, JAKARTA - Singapura merevisi prospek pertumbuhan ekonomi kendati produk domestik bruto (PDB) pada kuartal I/2019 mencatatkan kinerja yang cukup positif.
Negara tersebut mempersempit perkiraan pertumbuhannya untuk 2019 menjadi 1,5 persen-2,5 persen dari target sebelumnya pada kisaran 1,5 persen-3,5 persen.
PDB Singapura tercatat tumbuh 3,8 persen pada kuartal I/2019, lebih tinggi dari proyeksi pemerintah yakni pada kisaran 2 persen di tengah lonjakan proyek konstruksi dalam negeri.
Meski demikian, secara tahunan PDB Singapura hanya tumbuh sebesar 1,2 persen dari periode yang sama tahun lalu. Ini merupakan laju terlamban dalam hampir satu dekade terakhir.
Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (MTI) memandang bahwa pertumbuhan ekonomi tahun ini akan ditopang oleh industri jasa. Mereka juga memperkirakan kinerja manufaktur akan melambat setelah ekspansi yang kuat selama dua tahun terakhir.
MTI mengutip perang dagang, perlambatan di China, dan ketidakpastian Brexit sebagai risiko global utama yang membebani prospek ekonomi Singapura.
Baca Juga
"Pelemahan dalam bacaan ekspor domestik non-minyak Singapura jelas menggambarkan lesunya permintaan dan kondisi di luar," kata Jingyi Pan, ahli strategi pasar di IG Asia Pte., seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (21/5/2019).
Dia menambahkan bahwa prospek pertumbuhan dengan demikian menjadi lebih kaku di tengah ketegangan dagang dan ketidakpastian Brexit.