Bisnis.com, JAKARTA - PT Wilmar Nabati Indonesia di Dumai, dan PT Bungasari Flour mills di Medan tengah membangun pabrik, meski pasar sedang menghadapi pelambatan pertumbuhan permintaan sejak beberapa tahun terakhir.
Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) Ratna Sari Loppies mengatakan bahwa setidaknya akan ada dua pabrik baru tepung terigu.
"Walaupun tren menunjukkan penurunan permintaan di luar negeri dan perlambatan pertumbuhan permintaan di dalam negeri, pembangunan dua pabrik baru di dalam negeri merupakan langkah yang tepat," ujarnya kepada Bisnis, Senin (20/5/2019).
Menurutnya, kapasitas produksi tepung nasional tidak akan mencukupi permintaan domestik dalam beberapa tahun ke depan jika tidak ada pembangunan pabrik baru.
Aptindo tetap memproyeksikan permintaan terhadap tepung terigu pada tahun ini akan tumbuh di level 5%-6%, meski pada kuartal pertama hanya bertumbuh tipis 0,4% menjadi 1,6 juta ton.
Sementara itu, ekspor tepung terigu ke sejumlah negara tetangga mengalami penurunan karena mendapatkan saingan dari produk lokal, baik dari sisi kualitas dan harga.
Hal tersebut ditunjukkan dengan merosotnya volume ekspor ke negara-negara tetangga pada tahun lalu seperti Filipina (-57,59%), Malaysia (-75,6%), Myanmar (-78,76%), dan Vietnam (-100%).
Namun, ekspor produk berbahan baku tepung terigu, seperti wafer, mencatatkan peningkatan. "Ini yang membuat prospek tepung terigu tetap cerah."