Bisnis.com, JAKARTA – Pergantian pucuk pimpinan PT Saka Energi Indonesia (SAKA) diklaim sebagai aktivitas reguler di lingkungan PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN).
Secara operasional, SAKA disebut telah membuktikan pengelolaan blok migas yang efisien bahkan tersebar hingga di luar negeri.
“Karena itu, pergantian direksi kali ini sama sekali tidak terkait kondisi SAKA,” jelas Direktur Utama PGN Gigih Prakoso, seperti dikutip siaran pers, Senin (20/5/2019).
Gigih mengatakan selaku anak usaha PGN, SAKA senantiasa menorehkan hasil positif dan memberikan kontribusi bagi PGN Grup.
Pergantian Direktur Utama SAKA, Tumbur Parlindungan dengan Nofriadi, diklaim tidak ada kaitannya dengan kinerja SAKA yang cemerlang dan hanya kegiatan reguler di lingkungan PGN Group.
Pada tahun lalu SAKA mencatatkan laba bersih US$ 16 juta, membalik kondisi periode sebelumnya yang didera kerugian.
Pendapatan SAKA mencapai US$ 585 juta atau naik 20 persen dibandingkan depan pendapatan tahun sebelumnya yang hanya US$ 472,86 juta.
Gigih menambahkan secara reguler, PGN selalu membutuhkan regenerasi. “Saat ini, kesuksesan SAKA itu berkat Pak Tumbur, kemampuan itu harus ditularkan kepada yang lain dengan cara memanggul tanggung jawab yang sama,” katanya.
Mengawali karir di Saka sejak 2012 sebagai Vice President Commercial, Tumbur lalu ditunjuk sebagai Chief Executive Officer pada Juli 2016. Pria lulusan University of North Texas ini, juga sudah pernah malang melintang di British Petroleum Asia Pasific, Shell, dan Schlumberger.
Sebagai profesional di bidang migas, Tumbur mengaku tetap akan fokus di bidang ini. “Ke depan saya tetap berkomitmen mengabdi untuk negara,” katanya.