Bisnis.com, JAKARTA--Walaupun barang impor menyerbu pasar domestik tekstil, PT Asia Pacific Fibers Tbk. tidak merevisi target penjualan pada akhir tahun. Pasar ekspor, produk bernilai tambah, serta tingkat utilisasi yang masih baik menjadi pendorong keyakinan perseroan.
Prama Yudha Amdan, Head of Corporate Communications and PR Asia Pacific Fibers, mengatakan bahwa pelemahan pasar domestik tekstil turut mengkoreksi kinerja penjualan perseroan. Kinerja emiten dengan kode saham POLY ini turun 3,99% y-o-y menjadi US$113,58 juta pada periode kuartal I/2019.
Dia menuturkan kontraksi dagang tersebut terjadi di seluruh pasar domestik akibat banjir impor. Kendati demikian, perseroan tetap yakin dengan kinerja perusahaan yang ditopang oleh pasar ekspor dan sejumlah proyek strategis. Perseroan juga tidak berencana merevisi target penjualan.
"Kami sedang meningkatkan produksi barang bernilai tambah seperti serat dan benang anti-api, otomotif, dan sports wear. Fokus kami kepada produk bernilai tambah dapat meminimalisasi dampak dari volatilitas pasar komoditas," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (19/5/2019).
Dalam upaya meningkatkan daya saing di tengah dinamika pasar tekstil, perseroan juga berupaya melakukan perluasan pasar ekspor sebagai destinasi produk khusus dan produk bernilai tambah. Upaya tersebut terlihat sejalan dengan kinerja ekspor pada kuartal I/2019 yang tercatat lebih tinggi dibanding dengan periode yang sama pada 2018.
Pasar ekspor ditargetkan dapat mengkompensasikan pelemahan yang terjadi di domestik dan utilisasi produksi juga terpantau masih di atas 80%-85%. “Melihat tiga faktor ini, yaitu produk khusus, perluasan ekspor, dan utilisasi produksi, kami optimis target 2019 tetap teracapai," tambahnya.
Di samping itu, meski proses restrukturisasi utang berjaminan masih menjadi tantangan tersendiri, perseroan tetap melanjutkan kajian reaktivasi fasilitas produksi purified terepthalic acid (PTA). Reaktivasi fasilitas produk hulu POLY ini diharapkan dapat menyeimbangkan skenario supply-demand PTA nasional yang akan menjadi faktor pendorong perbaikan rantai industri hilir.
Perbaikan hulu ini diharapkan memberi domino effect perbaikan pasar hilir, di mana upaya ini juga sejalan dengan langkah revitalisasi industri tekstil yang dicanangkan pemerintah.
Adapun, terkait pelemahan pasar domestik akibat produk impor yang berdampak pada semua pelaku industri, dia menyatakan bahwa dibutuhkan sinergi antara pemangku kepentingan.
"Kami sangat berharap pihak regulator dapat dapat menemukan langkah kongkret agar sinergi antar pelaku industri dapat segera tercipta dan pasar segera kembali pulih," katanya.