Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 5-5,4 Persen

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2019 berada pada titik tengah kisaran 5 persen-5,4 persen. BI akan menempuh bauran kebijakan dengan pemerintah, dan otoritas terkait guna menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (21/3/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (21/3/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2019 berada pada titik tengah kisaran 5 persen-5,4 persen. BI akan menempuh bauran kebijakan dengan pemerintah, dan otoritas terkait guna menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

"Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2019 akan berada di bawah titik tengah kisaran 5 persen-5,4 persen," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Kamis (16/5/2019).

Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih rendah dari perkiraan lantaran dipengaruhi ekonomi global yang menurun. Ekonomi nasional pada triwulan/I 2019 tumbuh 5,07 persen, lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 5,18 persen (yoy), meskipun meningkat dari 5,06 persen pada triwulan I/2018.

Menurunnya pertumbuhan ekonomi global dan harga komoditas yang lebih rendah telah berdampak pada menurunnya pertumbuhan ekspor Indonesia, yang kemudian berpengaruh pada konsumsi rumah tangga dan investasi non-bangunan yang melambat.

Kata dia, pengaruh belanja terkait kegiatan Pemilu 2019 terhadap konsumsi lebih rendah dari prakiraan. Secara spasial, perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional terutama dipengaruhi oleh menurunnya pertumbuhan di Jawa, Kalimantan, dan Papua, sedangkan kawasan lain meningkat.

"Ke depan upaya untuk mendorong permintaan domestik dari sisi investasi khususnya swasta perlu ditingkatkan untuk memitigasi dampak negatif dari belum pulihnya kinerja ekspor akibat perlambatan ekonomi dunia," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Tegar Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper