Bisnis.com, ROMA – Badan Kerja Sama Antar Parlemen Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia bertemu dengan Italian Trade Agency (ITA). Pertemuan ini dilangsungkan dalam rangka peningkatan kerja sama ekonomi regional.
ITA merupakan badan pemerintah yang mendukung pengembangan bisnis perusahaan Italia di luar negeri dan mempromosikan investasi asing di Italia. Pertemuan dilakukan di kantor pusat ITA di Roma, Selasa (14/5/2019) sore.
Delegasi BKSAP dalam pertemuan tersebut dipimpin oleh Agustina Wilujeng Pramestuti yang juga Anggota BKSAP dan Anggota Komisi IV. Anggota BKSAP lainnya yang hadir yakni Mercy Chriesty Barends (Anggota Komisi VII), Muhidin M. Said (Anggota Komisi V), Jerry Sambuaga (Anggota Komisi I).
Selain itu Dwita Ria Gunadi (Anggota Komisi X), Susi Marleny Bachsin (Anggota Komisi IV ), Roy Suryo (Anggota Komisi I), dan Siti Masrifah (Anggota Komisi IX).
Dari pihak ITA hadir Managing Director Roberto Luongo, Direktur Departemen Marketing Antonino Laspina, Direktur Koordinator Promosi Made in Italia Ines Aronadia dan Giuseppe Federico dari Kantor Promosi dan Investasi.
Agustina Wilujeng Pramestuti mengatakan seiring peringatan 70 tahun hubungan bilateral Indonesia-Italia, masih banyak peluang kerja sama yang potensial untuk dikembangkan guna memperkuat kerja sama ekonomi kedua negara.
“Maksud kunjungan kami ke kantor ITA ini untuk mengeksplorasi lebih jauh mengenai potensi-potensi kerja sama, termasuk mendengar secara langsung mengenai minat, tantangan dan peluang dari pelaku usaha Italia untuk berusaha di Indonesia, dan sebaliknya,” kata Agustina.
Menurut Agustina, pihaknya juga tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai langkah Italia dalam meningkatkan kemudahan berbisnis (ease of doing business). Pasalnya, pada 2018, Italia berada di urutan 51 daftar negara dengan kemudahan berbisnis dari 190 negara berdasarkan rangking World Bank.
Sementara itu, Roberto Luongo menuturkan, pihaknya menyambut baik pertemuan ini mengingat banyak peluang kerja sama ekonomi yang potensial untuk ditingkatkan lagi antara kedua negara.
“Potensi untuk memperkuat kerja sama ekonomi kedua negara sangat besar. Italia memiliki keunggulan di bidang teknologi dan kami menawarkan kolaborasi kepada Indonesia untuk memperkuat teknologi, seperti high and medium technology dalam pemrosesan bahan material mentah yang dimiliki Indonesia,” ujar Roberto.
Sektor lain yang potensial untuk ditingkatkan kerja samanya adalah industri kimia dan produk kimia, dan consumer goods, dan produk kulit dan aksesoris.
Berdasarkan data ITA, sekitar 35 persen investasi perusahaan Italia di Indonesia ditanamkan di sektor manufaktur, 35 persen sektor pertambangan, 13 persen sektor transportasi dan logistik, sisanya 17 persen ke sektor-sektor lainnya.
Beberapa perusahaan besar Italia yang berinvestasi di Indonesia di antaranya Intesa San Paolo, Telecom, Techint, Eni, Pirelli, dan Enel.
Mengacu data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), beragam perusahaan Italia ada di Indonesia dengan nilai investasi mencapai US$32,09 juta (per 2018) dengan 187 proyek.
ITA, lanjut Roberto, menyediakan informasi, bantuan, konsultasi, promosi dan pelatihan kepada bisnis kecil dan menengah dari Italia. ITA mempromosikan kehandalan produk made of Italy di dunia melalui berbagai upaya.
ITA mendapatkan bujet promosi dari pemerintah sebesar 183,5 juta Euro pada 2019. Bermarkas di Roma, ITA memiliki 64 kantor di luar negeri yang tersebar di 77 negara.
“Aktivitas utama kami adalah promosi, menarik investasi dan marketing. Kami memberikan pelatihan gratis bagi pelaku bisnis kecil dan menengah, termasuk pelatihan mengenai digital marketing. Penting bagi pemerintah untuk mendengarkan dan mengetahui masalah-masalah yang dihadapi pelaku usaha. Ini yang kami lakukan,” tutupnya.