Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Panasbumi Indonesia berharap pemerintahan baru mampu semakin mendorong realisasi investasi pada proyek pembangkit geotermal.
Ketua Umum Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) Prijandaru Effendi mengatakan Indonesia merupakan negara dengan potensi besar untuk mengembangkan sumber daya energi panas bumi.
Saat ini pemanfaatan kapasitas total terpasang energi panas bumi di Indonesia adalah sebesar 1.948,5 Mega Watt (MW). Indonesia juga menduduki peringkat kedua setelah Amerika Serikat sebagai produsen energi panas bumi terbesar.
Menurutnya, walaupun melampaui pencapaian tersebut, nyatanya di lapangan masih ditemukan sejumlah kendala, utamanya mengenai harga panas bumi yang diatas harga kemampuan beli PLN.
Saat ini, API berharap banyak pada pemerintahan baru mampu memberikan momentum tepat dengan lebih agresif mendorong panas bumi sebagai ketahanan energi nasional.
"Tentu saja ada pencapaian dan ada tantangan yang saat ini kita coba mencari benang kusutnya karena sampat saat ini kita belum menemukan titik temu, kita mencari momentum pada pemerintahan baru," katanya, Selasa (14/5/2019).
Menurutnya, hampir sebagian besar proyek pembangkitan panas bumi di Indonesia saat ini berada di bawah Pertamina.
Adapun Pertamina telah menjadi pengembang pembangkit panas bumi pertama di Indonesia yaitu pada 1980 dengan mengelola PLTP Kamojang berkapasitas 35 MW.
Dia mengharapkan, selain Pertamina, akan muncul pengembang-pengembang panas bumi baru lainnya. Apalagi, pemerintah sendiri telah memiliki target bauran energi baru terbarukan pada pembangkitan sebesar 23% pada 2025.
"Komitmen kita semua bagaimana bisa mendapatkan solusi pengembangam panas bumu dalam waktu sesingkat-singkatnya, penyelesaiannya juga harus berkeadilan," katanya.