Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) masih putar otak menangani permasalahan pembebasan lahan untuk pengembangan kilang Tuban.
Pertamina setidaknya memerlukan 800 hektare lahan untuk membangun fasilitas kilang minyak Tuban. Sejauh ini, izin 400 Ha lahan sudah dikantongi Pertamina dari tanah yang dikuasai oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).
Sisanya, lahan seluas 400 Ha yang dimiliki rakyat inilah yang belum dapat dibebaskan. Pasalnya, Pertamina kalah di tingkat Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan akan melakukan Kasasi ke Mahkamah Agung atas putusan PTUN.
"Kalau masalahnya masih berlarut-larut kami coba lakukan reklamasi. Kami sudah lakukan side preparation tapi karena time lock dinyatakan batal jadi kita stop terlebih dahulu," katanya, dalam rapat dengar pendapat di Komisi VII DPR, Selasa (14/5/2019).
April lalu, PTUN Surabaya mengabulkan gugatan pembatalan penetapan lokasi (Penlok) pembangunan kilang Tuban. Pembangunan kilang minyak sebagai proyek strategis nasional tetap dilaksanakan dan diwajibkan melengkapi berbagai persyaratan administratif sesuai Undang-Undang No. 02/2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
Sebelumnya, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina (Persero) Ignatius Tallulembang mengatakan target pekerjaan ke depan a.l penandatangan kontrak process licensor, general engineering design consultant, dan PMC, pengoperasian perusahaan patungan secara penuh, pelaksanaan pembebasan lahan tahap II, dan pelatihan tenaga kerja lokal.
Tahun lalu, Pertamina telah menyelesaikan sejumlah target strategis antara lain penyelesaian bankable feasibility study (BFS), tender seleksi process licensor, general engineering design (BED) dan front end engineering design (FEED); serta izin penetapan lokasi lahan eks masyarakat seluas 493 ha dari Gubernur Jawa Timur.
Selain itu, Pertamina akan menggunakan tenaga kerja setempat yang akan dilatih untuk menjadi tenaga kerja di proyek tersebut. Pada Maret 2019 lalu, sudah ada 111 tenaga kerja setempat dilatih untuk mendapatkan pengetahuan K3 dasar, security, dan safetyman. "Tahun 2019 ini ditargetkan akan ada 360 orang tenaga kerja pendukung proyek GRR Tuban yang akan dilatih," katanya.