Bisnis.com, JAKARTA - Garuda Indonesia Group masih berhitung soal besaran penerbangan tambahan (extra flight) yang akan diajukan kepada regulator untuk memenuhi permintaan selama masa mudik Lebaran 2019.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk. IGN Askhara Danadiputra mengatakan, masih ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan perusahaan sebelum menentukan secara pasti jumlah penerbangan tambahan tersebut.
"[Usulan penerbangan tambahan] belum ada. Kami masih hitung," kata Askhara kepada Bisnis, Minggu (12/5/2019).
Dia menjelaskan, beberapa faktor tersebut antara lain, pertama, perkiraan permintaan dari masyarakat yang sudah melampaui kapasitas pesawat reguler yang tersedia. Kedua, perhitungan pendapatan dan biaya terkait dengan adanya empty leg.
Pihaknya menyebut pada saat masa angkutan Lebaran biasanya keterisian kursi (seat load factor/SLF) pesawat hanya penuh pada satu arah (satu leg) untuk setiap rute misalnya arus mudik atau balik. Dampaknya, maskapai harus memperhitungkan struktur biaya secara lebih hati-hati.
Ketiga, adanya permintaan khusus dari perusahaan atau komunitas pemudik dengan konsep sewa (carter).
Nantinya, usulan penerbangan tambahan aka diajukan kepada Direktorat Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan guna mendapatkan persetujuan. Pada masa Angkutan Lebaran 2018, Garuda mempersiapkan total 67.000 kursi tambahan, sedangkan Citilink Indonesia mengalokasikan hingga 86.400 kursi.