Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mengklaim sejak berdirinya Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC) pada 2016 di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Aek Nauli, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara kunjungan wisatawan ke Danau Toba.
Sekretaris Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sylvana Ratina mengatakan tahun lalu tercatat lebih dari 60.000 orang yang berkunjung ke Aek Nauli Elephant Conservation Camp.
“Masyarakat mengetahui Aek Nauli Elephant Conservation Camp umumnya dari media sosial, dan teman. Tujuan mereka berkunjung sebanyak 80% karena penasaran untuk melihat dan berfoto dengan gajah dari dekat,” kata Sylvana dalam keterangan resminya, Selasa (7/5/2019).
Aek Nauli Elephant Conservation Camp didirikan pada 2016 oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatera Utara, Balai Litbang LHK Aek Nauli, dan Lembaga Vesswec.
Saat ini, terdapat empat gajah di Aek Nauli Elephant Conservation Camp, terdiri atas tiga betina dan satu jantan yang dipelihara di KHDTK Aek Nauli. Keempat gajah tersebut berasal dari Kawasan Holiday Resort, Cikampak, Labuan Batu.
"Pembangunan ANECC ini bertujuan untuk mengembangkan konservasi gajah secara eksitu melalui program breeding, pengawetan genetik gajah, obyek penelitian dan pengembangan dan sekaligus sebagai sarana wisata ilmiah dengan model edutainment bagi masyarakat lokal, nasional maupun manca negara," lanjut Sylvana.
Pengunjung Aek Nauli Elephant Conservation Camp kini dapat menyaksikan beragam atraksi gajah pada panggung theater, bersentuhan dengan gajah, berfoto, memberi makan sampai mandi bersama gajah yang didampingi oleh mahout/pelatih gajah. Selain itu, pengunjung juga dapat ikut ‘ngangon’ gajah di dalam hutan KHDTK Aek Nauli bersama para mahout.
Atraksi gajah sendiri biasanya hanya dilakukan pada hari libur. Nantinya pengunjung dapat melihat atraksi gajah seperti gajah berhitung, gajah mengalungkan bunga dan menendang bola.
Selain Aek Nauli Elephant Conservation Camp (ANECC), KHDTK Aek Nauli memiliki wisata eksotis lain, yaitu kegiatan memanggil Siamang (Symphalangus syndactylus). Siamang dapat dipanggil dengan cara meniup terompet yang terbuat dari tanduk kerbau. "Bila sudah mendengar suara terompet, siamang akan langsung menuju ke arah pawang dengan bergayut dari dahan ke dahan," tandas Sylvana.