Bisnis.com, JAKARTA — PT Central Proteina Prima Tbk. optimistis bahwa penjualan pakan udang masih bisa tumbuh kendati permintaan sepanjang tahun ini diproyeksi turun.
Direktur Feed Business CP Prima Hendri Laiman menyebutkan bahwa secara umum, sejumlah kondisi seperti harga udang yang rendah dalam 6 bulan atau 7 bulan terakhir, wabah penyakit udang, dan kondisi cuaca dengan intensitas hujan yang masih tinggi di beberapa tempat menyebabkan petambak udang khawatir untuk memulai budi daya.
Fluktuasi nilai tukar rupiah yang menyebabkan harga pakan tidak stabil serta cenderung tinggi juga berpotensi menimbulkan kekhawatiran bagi para petambak udang. “Jadi, ada kekhawatiran dari petambak itu untuk melakukan tebar di awal-awal tahun ini,” katanya baru-baru ini.
Dengan berkurangnya penebaran benih udang, permintaan pakan juga otomatis akan berkurang. Namun, dia optimistis bahwa perusahaan bisa tetap mempertahankan kinerja yang sama seperti tahun lalu untuk penjualan pakan udang. “[Produksi] udang akan tumbuh 2%—5%. Masih tumbuh, tetapi kembali lagi, melihat situasi belakangan ini kemungkinan udang stagnan atau bisa tumbuh, tetapi tidak akan tinggi.”
Hendri menuturkan CP Prima telah melakukan beberapa langkah seperti mencetak teknisi atau pendamping untuk pertambakan udang.
Kendati bukan merupakan karyawan CP Prima, selama ini pihaknya teah melatih 600—700 orang pendamping baik melalui kerja sama langsung antara CP Prima dan para calon pendamping maupun atas permintaan pemilik tambak. “Jadi, dengan kondisi penyakit, kondisi budi daya yang lebih sulit, malah lebih banyak yang ke kami. Kalau pabrik lain, mereka fokus benar benar jual pakan saja.”
Para pendamping yang mendapatkan pelatihan dari CP Prima saat ini tersebar di beberapa daerah sentra tambak udang di Indonesia. Menurutnya, hingga saat ini CP Prima masih aktif berkomunikasi dan mengadakan diskusi terkait dengan kondisi industri udang dalam negeri dengan para pendamping yang pernah dilatih.