Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan, Indonesia pada tahun ini tidak akan membuka keran impor gandum untuk pakan ternak.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa menyampaikan, putusan tersebut telah dibahas dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) beberapa waktu lalu.
“Hasil rakortas, gandum pakan di setop impornya. Tahun ini tidak ada impor gandum pakan,” kata Ketut kepada Bisnis, Rabu (7/1/2025).
Sesuai hasil rakortas, pemerintah mengharapkan semua pihak, termasuk Perum Bulog dan pabrik pakan, untuk menyerap jagung hasil produksi petani.
Selain itu, dia menyebut bahwa produksi jagung dalam negeri melimpah sehingga pemerintah tidak membuka opsi importasi gandum pakan.
“...makanya tidak ada opsi untuk impor gandum untuk pakan,” ujarnya.
Baca Juga
Meskipun harus melakukan importasi, dia mengatakan bahwa rencana impor harus dibahas dan diputuskan melalui rakortas. Mengingat gandum tidak termasuk dalam larangan terbatas (lartas).
“Jadi khusus impor gandum pakan, kendalinya melalui rakortas,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengungkapkan rencana untuk impor gandum. Rencana ini akan dibahas lebih lanjut dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) dengan kementerian/lembaga terkait.
“Tadi sepakat, nanti ada pengganti jagung untuk pakan itu, ada gandum. Gandum untuk pakan, itu harganya murah. Ini nanti kita akan rataskan,” kata Zulhas dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Senin (6/1/2025).
Alih-alih jagung, Zulhas menyebut bahwa pemerintah bakal impor gandum untuk pakan ternak. Pasalnya, para petani saat ini tengah bersemangat menanam jagung. Dia tidak ingin, semangat itu luntur lantaran pemerintah mendatangkan jagung dari luar negeri.
Namun demikian, pemerintah belum menetapkan berapa banyak gandum untuk pakan yang bakal diimpor dan kapan rencana tersebut akan direalisasikan.
"Tapi jangan salah kutip gandum yang untuk pakan, bukan gandum secara umum, tapi gandum yang untuk pakan ternak. Itu kalau impor harus diputuskan dalam rakortas, harus diputuskan dalam rakortas. Karena kalau itu banjir, nanti jagungnya kan gak terserap oleh pabrik-pabrik karena sudah diganti oleh gandum untuk ternak," ungkap Zulhas.