Bisnis.com, JAKARTA - Pergeseran puncak panen pada tahun ini turut menekan kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal I/2019.
Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) Bambang Sugiharto menyatakan sektor pertanian kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi secara year on year (YoY) mencapai 1,81%.
Akan tetapi, pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan 2018 dimana PDB sektor pertanian 3,34%. Menanggapi hal tersebut, Bambang mengatakan perbandingan itu tidak tepat. Pasalnya di tahun lalu, musim puncak panen padi terjadi bulan Maret sedangkan tahun ini justru di bulan April.
“Pergeseran puncak panen inilah salah satu faktor yang berperan signifikan pertumbuhan PDB kuartal I tahun ini lebih rendah dibanding tahun lalu,” kata Bambang dalam siaran resmi, Senin (6/5/2019).
Kemudian Bambang menyayangkan kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan PDB hanya dilihat dari sub sektor tanaman pangan. Menurutnya sektor lain tumbuh lebih besar salah satunya sektor peternakan mampu tumbuh 7,95% YoY atau lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 3,94% Yoy.
Bambang pun menekankan selama 2013-2017 akumulasi tambahan nilai PDB sektor pertanian yang mampu dihasilkan mencapai Rp1.375 Triliun atau naik 47% dibandingkan dengan 2013. Selanjutnya, pada 2018, nilai PDB mencapai Rp395,7 triliun dibandingkan Triwulan III tahun lalu yang hanya Rp 375,8 triliun
"Kalau diperhitungkan dengan industri agro dan penyediaan makanan dan minuman yang berbasis bahan baku pertanian, kontribusinya bisa mencapai 25,84 persen. Dan ini berdampak pada perekonomian skala nasional," katanya.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal-I 2019 sebesar 5,07% secara YoY. Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I/2019 terhadap kuartal sebelumnya diwarnai faktor musiman.
"Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tercatat tumbuh ekspansif sebesar 14%,” pungkasnya.