Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja pertumbuhan ekonomi kuartal 1/2019 sebesar 5,07 persen masih di luar ekspektasi. Konsumsi yang disebut menjadi motor pertumbuhan tak menunjukan kinerja yang memuaskan meskipun realisasinya di atas 5 persen.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menyebut, kinerja ekonomi selama kuartal 1/2019 tersebut mengonfirmasi bahwa tren pelemahan ekonomi global cukup berpengaruh kepada perekonomian nasional.
“China yang tahun lalu tumbuh cukup besar, sekarang melambat. Selain itu adanya Pilpres dan Pileg juga ternyata tak membantu konsumsi rumah tangga,” ungkap Lana kepada Bisnis, Senin (6/5/2019).
Dia menjelaskan, dengan pertumbuhan ekonomi yang masih di luar ekspektasi serta kemungkinan tekanan global yang akan terjadi sepanjang tahun, prospek pada tahun ini memang penuh tantangan.
Ekspor diproyeksikan tidak akan bergerak cukup signifikan karena imbas dari turunnya permintaan global. Di sisi lain, investasi juga akan mengalami hal yang sama, meskipun dia mengakui kinerja pada kuartal 1/2019 yang mampu tumbuh di angka 5,3 persen merupakan hasil yang tak terlalu buruk.
Dengan struktur yang belum terlalu menggembirakan, satu-satunya harapan yang bisa menjadi bantalan bagi pertumbuhan ekonomi 2019 adalah sektor konsumsi. Momentum puasa dan lebaran menjadi modal bagi pertumbuhan konsumsi, sehingga diharapkan kontribusinya ke PDB akan lebih baik dibandingkan kuartal I/2019.
Baca Juga
Hanya saja, Lana juga realistis, dengan target pertumbuhan ekonomi 5,3 persen, mau tak mau kinerja pertumbuhan ekonomi harus lebih tinggi. Jika kinerjanya masih di bawah 5,25 persen, pemerintah akan sulit menembus pertumbuhan ekonomi di atas 5,15 persen.
“Target pemerintah 5,3 persen itu tinggi sekali, untuk mencapainya paling tidak pada kuartal selanjutnya harus ada yang tumbuh 5,6 persen dan itu tidak mungkin,” ujarnya.