Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ambisi Jadi Pelabuhan kelas Dunia, IPC Siap Akuisisi Pelabuhan Asing

Cara utama untuk menjadi operator pelabuhan kelas dunia adalah harus berani melakukan terobosan hingga luar regional.
Ilustrasi - Suasana bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/9)./JIBI-Abdullah Azzam
Ilustrasi - Suasana bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/9)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC) membuka kemungkinan akuisisi pelabuhan di luar wilayah Asean atau Asia Tenggara.


Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis IPC Ogi Rulino mengatakan, aksi korporasi tersebut dilakukan dalam rangka mewujudkan cita-cita menjadi operator pelabuhan kelas dunia pada 2020. Adapun, diakui saat ini IPC masih sebagai operator pelabuhan nasional karena sebagian pelabuhan yang dikelola berada di Indonesia, yakni di sebagian Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.


"Negara yang pelabuhannya potensial antara lain di kawasan China, ke arah Selatan seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, hingga Singapura. Mungkin pelabuhan di daerah ini yang potensial bisa kita akuisisi," kata Ogi kepada Bisnis, Kamis (2/5/2019).


Dia menambahkan, cara utama untuk menjadi operator pelabuhan kelas dunia adalah harus berani melakukan terobosan hingga luar regional. Seperti PSE Singapore yang juga berekspansi ke negara lain, salah satunya adalah di New Priok Container Terminal (NPCT) 1 di Kalibaru.


Pihaknya melihat peluang yang sama untuk negara lain. Asas resiprokal harus diutamakan agar kedua negara yang menjalankan asas tersebut bisa berkembang.


Rencana akuisisi menjadi salah satu aksi korporasi yang akan dilakukan jika ada peluang yang tepat. Bentuk perusahaan pelabuhan yang diakuisisi dalam waktu dekat adalah blue field.


Dia menjelaskan bahwa arti istilah blue field adalah pelabuhan tersebut sudah harus memiliki izin, memiliki infrastruktur maupun suprastruktur, dan sudah beroperasi. IPC hanya tinggal masuk ke manajemen dan melakukan perbaikan minor.


Ogi mengaku belum bisa menjalankan akuisisi untuk pelabuhan bersifat green field karena biasanya memiliki risiko yang tidak terukur. Kategori green field adalah membangun pelabuhan dari awal.


Risiko yang dimaksud adalah seperti kondisi politik terutama di negara seperti Myanmar maupun Vietnam. Dikhawatirkan, setelah memutuskan berinvestasi besar, ternyata ada kebijakan pemerintah yang merugikan sektor kepelabuhanan.


Selain itu, imbuhnya, fluktuasi mata uang asing menjadi salah satu risiko yang harus dipertimbangkan kendati sebagian pendapatan IPC bermata uang dolar AS. Adapun, investasi di negara lain bisasanya menggunakan mata uang dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper