Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menyatakan, JICT dan TPK Koja harus memetik pelajaran dari gangguan sistem operasi menimbulkan kemacetan total di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.
Sekretaris Umum ALFI DKI Jakarta Adil Karim mengatakan, di samping operator terminal, Pelindo II juga harus mengambil kejadian 2 hari ini sebagai pelajaran karena mengganggu perekonomian serta mengerek biaya logistik dan dwelling time.
"Apalagi Dirut Pelindo II suka menyebut pelabuhan berkelas layanan internasional alias world class, tapi enggak beres-beres. Yang ada, kejadian ini preseden buruk bagi pelabuhan Tanjung Priok yang berada di bawah gugusan Pelindo II," ujarnya saat dihubungi, Kamis (25/4/2019).
Adil mengatakan, banyak truk kontainer sempat tidak bergerak sehingga tidak bisa melakukan kegiatan ekspor dan impor. ALFI sejauh ini tidak mengetahui secara pasti angka kerugian akibat stagnasi itu.
Namun, menurut dia, kemacetan mulai terurai sejak sore tadi. ALFI DKI Jaya sempat menghubungi Presiden Direktur JICT Gunta Prabawa pagi tadi untuk melakukan gate manual sambil menunggu perbaikan sistem.
ALFI DKI juga meminta agar Eks Terminal 2 JICT digunakan sebagai buffer sementara untuk mengurai kemacetan di sekitar pelabuhan yang kemudian dipenuhi oleh JICT.
Sepakat dengan Aptrindo, ALFI DKI Jakarta mengusulkan agar JICT dan TPK Koja membuat back up system.