Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Perusahaan Eksportir Indonesia (GPEI) menyatakan kemacetan di Tanjung Priok menimbulkan kerugian besar bagi eksportir.
"Closing time dari pelayaran dengan waktu masuk ke pelabuhan yang tidak bisa diprediksi menimbulkan penundaan ekspor dan perubahan administrasi dokumentasi," kata Ketua Umum DPP GPEI Khairul Mahalli siaran pers, Kamis (25/4/2019).
GPEI bertanya-tanya insentif apa yang diberikan operator pelabuhan kepada eksportir mengingat kondisi pelabuhan bukan wewenang eksportir.
Dalam keterangan resmi yang ditembuskan pula kepada Presiden RI, Menko Perekonomian, Menko Maritim, Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, Menteri Koperasi dan UKM, Menteri Perhubungan, Direksi Pelindo I, II, III, IV, serta Direksi JICT, asosiasi berharap ekspor di seluruh Indonesia tidak terkendala selama Ramadan dan Idulfitri.
Antrean panjang truk yang akan masuk ke pelabuhan berlangsung sejak kemarin sore setelah terjadi gangguan sistem operasi pada JICT dan TPK Koja.
Kemacetan total terjadi baik menuju maupun keluar Pelabuhan Tanjung Priok. Pagi tadi, sempat terjadi antrean hingga 8 km di exit JICT/Pelabuhan Tanjung Priok karena imbas kendala sistem aplikasi layanan bernama Next Generation (N-Gen) itu.
Rentetan antrean itu adalah kemacetan di exit Tol Semper dan Dewa Ruci yang didominasi oleh truk bermuatan besar serta Jalan Yos Sudarso dan tol JORR ruas Cakung menuju tol Tanjung Priok.