Bisnis.com, JAKARTA—Perang dagang dan pengetatan keuangan menjadi salah satu ancaman utama terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
Demikian menurut para pejabat keuangan global yang mendesak sejumlah negara untuk mengambil langkah guna menopang pertumbuhan.
Ekspansi global, yang sekarang terlihat lambat dalam tiga tahun, kemungkinan akan menguat tahun depan. Akan tetapi bank sentral dan otoritas fiskal memiliki opsi kebijakan terbatas untuk mendorong rebound, menurut para pejabat tersebut dalam komunike bersama pertemuan komite Dana Moneter Internasional (IMF) sebagimana dikutip Reuters, Minggu (14/4).
Kami kami berharap untuk melihat kenaikan (pertumbuhan) tahun depan. Ketegangan hubungan perdagangan, risiko geopolitik, dan ketidakstabilan politik menjadi, ujar Lesetja Kganyago, ketua komite dan gubernur Bank Cadangan Afrika Selatan.
"Kami sepakat bahwa kami perlu bertindak segera untuk melindungi ekspansi," ujarnya menambahkan
Kebijakan fiskal misalnya harus tetap fleksibel dan ramah pertumbuhan. Negara-negara diminta membangun kembali penyangga dan melakukan hubungan yang tepat antara keberlanjutan utang dan permintaan yang mendukung,” kata Kganyago saat menutup pertemuan musim semi IMF dan Bank Dunia di Washington.
Kondisi pertemuan kali ini sangat kontras dengan optimisme yang menjadi ciri pertemuan sejenis pada tahun lalu. Saat itu para pejabat menggembar-gemborkan akan ada periode langka dengan pertumbuhan yang kuat dan selaras.
Sebelumnya IMF memotong prospek pertumbuhan global untuk ketiga kalinya dalam enam bulan. Ekonomi dunia kemungkinan akan tumbuh 3,3% tahun ini atau ekspansi paling lambat sejak 2016 dan 0,2 poin persen di bawah perkiraan pemberi pinjaman global tersebut.
Sejumlah bank sentral utama termasuk Federal Reserve telah merespons perlambatan dengan menunda upaya pengetatan kebijakan.