Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Era Wisatawan Digital, Walk-in-Service Sudah Enggak Zaman

Pemerintah fokus pada dua hal dalam sektor pariwisata, yang pertama deregulasi dan yang kedua adalah digitalisasi.
Keindahan salah satu objek wisata bawah laut di Raja Ampat./Bisnis-Fariz Fadhilah
Keindahan salah satu objek wisata bawah laut di Raja Ampat./Bisnis-Fariz Fadhilah

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pariwisata mengajak para pelaku industri pariwisata yang tergabung dalam Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA)  untuk menggalakkan digital dan millennial tourism di Indonesia.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan pentingnya isu digital & millennial tourism untuk dikembangkan dan digalakkan di Indonesia.

"Syaratnya go digital. Tanpa itu, kita tidak akan bisa bertumbuh makin tinggi. Dan kita sulit bersaing dengan pasar dunia yang semakin ketat," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (9/4/2019). 

Pemeritah terus mendukung industri pariwisata di Indonesia untuk menjadikan sektor pariwsata menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar di Tanah Air salah satunya dengan cara digitalisasi.

Arief menuturkan peran pemerintah melalui Kementerian Pariwisata yang paling utama adalah mendukung para pelaku Industri untuk tumbuh dan berkembang.

“Industri lead and goverment support. Pemerintah melayani industri bukan sebaliknya. Ini patut disyukuri komitmen kuat dari Industri dan harus dijaga oleh semua elemen Pentahelix, ABCGM [Academician, Business, Community, Government, Media]. Kemenpar mendukung ASITA,” ucapnya.

Pertumbuhan pariwisata di Indonesia menjadi salah satu paling tercepat di dunia. Untuk itu pemerintah fokus pada dua hal, yang pertama deregulasi dan yang kedua adalah digitalisasi. Menurut dia, transformasi melalui digital saat ini paling tepat dilakukan karena hampir 70% wisatawan ke Indonesia sudah menggunakan digital.

“Di pariwisata, ‘search and share’ itu 70% sudah melalui digital. Sudah tidak lagi bisa mengandalkan ‘walk in service’, menyuruh pelanggan datang langsung ke kantor travel agent untuk reservasi tiket dan memilih paket wisata,” terangnya. 

Arief mengharapkan kerja sama dengan Asita terjalin dengan semakin baik, terlebih peran industri pariwisata yang tergabung dalam Asita sangat penting untuk menjadikan sektor pariwisata memiliki daya saing.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Nunung Rusmiati ber komitmen untuk mendukung pengembangan sektor Pariwisata Indonesia. 

Asita memiliki 7.000 anggota yang tersebar di 34 provinsi di antaranya adalah melalui partisipasi dalam program-program Kementerian Pariwisata. "Terima kasih kepada pemerintah yang mendengarkan keluhan industri kami terkait tiket pesawat yang sudah mulai turun. Dampak kenaikan tiket pesawat sangat terasa sekali lantaran penyebaran wisatawan menjadi tidak merata di Indonesia. Pemerintah sudah melakukan banyak hal untuk membantu industri pariwisata," tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yanita Petriella

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper