Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyerapan Surplus Jagung Butuh Rp3 Triliun

Korporasi yang berencana terjun menjadi penyerap surplus jagung nasional disarankan menyiapkan dana sekitar Rp3 triliun untuk sekaligus memperbaiki kualitas industri komoditas itu secara keseluruhan.
/Reuters
/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Korporasi yang berencana terjun menjadi penyerap surplus jagung nasional disarankan menyiapkan dana sekitar Rp3 triliun untuk sekaligus memperbaiki kualitas industri komoditas itu secara keseluruhan.

Maxdeyus Sola, Sekretaris Jendral Dewan Jagung Nasional, memperkirakan dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk terjun menjadi offtaker adalah Rp3 triliun untuk potensi surplus 3 juta ton pada April ini.

“Namun [modal] itu bisa diputar cepat, tidak mengendap karena pabrik makan ternak [PMT] butuh 700.000 ton/bulan atau 20.000 ton/hari. Tinggal disalurkan dan bayar [saat paceklik]. Bisa kontinuitas,” katanya saat ditemui di Jakarta, belum lama ini.

Pernyataan Maxdeyus itu dicetuskan untuk menanggapi rencana Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) untuk masuk ke pasar industri jagung nasional dari hulu ke hilir.

Menurut Maxdeyus, dana tersebut bukan hanya bisa digunakan sebagai pembelian jagung tapi bisa mengakomodasi hal lain seperti distribusi dan logistik.

Dia menjelaskan permasalahan pokok komoditas palawija itu adalah panjangnya mata rantai. Dia menginginkan dengan perjanjian offtake antara korporasi dan petani, jalur tersebut bisa dipangkas.

Adapun saat ini Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang siap bekerja sama untuk memasok jagung ke PPI ada 5.000 kelompok yang tersebar di 10 provinsi sentra produksi jagung. “Jadi sebenarnya PPI hanya siapkan dana dan Dewan Jagung menghubungkan saja. Jagung yang bisa di-offtake peluangnya 3 juta ton. Target saya bisa semua diamankan.”

Sementara itu, Direktur Utama PPI Agus Andiyani mengatakan bahwa rencananya implementasi bisnis jagung bisa dilaksanakan pada tahun ini. Agus mengatakan dari sektor hulu, perseroan telah siap mengakomodasi kebutuhan petani.

“Rencana [implementasi] tahun ini. Kami benih siap, tapi kita belum berani secara masif suplai benih bila dryer belum siap,” katanya kepada Bisnis, belum lama ini.

Akan tetapi Agus belum dapat membeberkan seberapa besar modal yang dimiliki perseroan untuk terjun dalam bisnis anyar itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Pandu Gumilar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper