Bisnis.com, JAKARTA – Gelaran Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2019 kembali menorehan beberapa capaian baru. Salah satu hal yang paling terlihat adalah perluasan area pameran di Open Space yang diisi oleh lebih banyak peserta.
Letaknya yang berada di tengah-tengah area pameran antara Hall A, D dan Hall B, C membuat area Open Space banyak dilirik oleh para pengunjung dan pembeli. Terdapat sekitar 20 peserta pameran yang lebih memilih Open Space sebagai lokasi booth mereka.
Salah satunya adalah Fahma Furniture yang menghadirkan produk furnitur mereka di area Open Space. Menurut General Manager Fahma Furniture, Ismawan Amir, pemilihan Open Space sebagai lokasi booth justru membuat produk mereka lebih mudah terlihat oleh parabuyers dan visitors IFEX.
“Kami menikmati pertumbuhan penjualan lebih dari 50% sejak mengikuti pameran di IFEX dan membuka booth di Open Space,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Kamis (28/3/2019).
Beberapa peserta menyebutkan alasan mereka mengikuti IFEX karena pameran ini telah menjadi salah satu pameran furnitur dan kerajinan terbesar yang menjadi sorotan dunia. Mereka pun menyatakan akan kembali mengikuti IFEX tahun depan dan tahun-tahun berikutnya.
“Kami terus mendorong para anggota kami untuk meningkatkan kualitas produk yang ditampilkan baik dari segi desain, teknologi, finishing, pengemasan, termasuk kemampuan untuk memenuhi permintaan buyers,” ujar Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Soenoto.
Baca Juga
Hal ini mengingat tidak sedikit pembeli yang melakukan transaksi lanjutan meskipun pameran secara resmi telah berakhir. Nilai transaksi lanjutan bahkan lebih tinggi dibanding transaksi pada saat pameran.
Tahun lalu, nilai transaksi pada saat pameran mencapai US$350 juta dengan nilai transaksi lanjutan mencapai US$790 juta.
Tahun ini, nilai on the spot transaction tercatat sebesar US$370 juta dengan nilai follow up transaction mencapai US$900 juta. Sehingga total transaksi selama IFEX 2019 mencapai US$1,270 miliar. Sedangkan untuk pengunjung dan pembeli, tahun ini mencapai lebih dari 12.000 orang.
Nilai transaksi bukan menjadi target utama penyelenggaraan IFEX. IFEX merupakan etalase yang menunjukkan pertumbuhan industri furnitur dan kerajinan di Indonesia berikut dengan berbagai keunggulannya baik dari segi desain, karakteristik, keahlian para perajinnya, kualitas bahan baku, dan lain-lain.
Melimpahnya bahan baku dan sumber daya manusia di Indonesia harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pemain industri furnitur dan kerajinan Indonesia.
Sementara itu, Daswar Marpaung, mewakili Dyandra Promosindo, mengharapkan IFEX menjadi furniture sourcing hub atau penghubung industri furnitur tidak hanya di Indonesia tetapi di wilayah Asia Tenggara.
Seperti diketahui, IFEX adalah bagian dari sirkuit pameran furnitur di Asia. Dengan menjadi hub, IFEX diharapkan memiliki peran lebih untuk menciptakan hubungan dan interaksi antara pelaku industri furnitur dan kerajinan dengan para buyers di Asia Tenggara bahkan dunia.
Daswar menyatakan, Dyandra berharap bisa terus bekerjasama dengan HIMKI menjadikan IFEX sebagai pameran yang membantu pertumbuhan industri furnitur dan kerajinan Indonesia.
“Terutama pertumbuhan para pemain industri skala kecil dan menengah yang menjadi mayoritas dari pengusaha furnitur di Indonesia. Dengan begitu IFEX tidak hanya dikenal sebagai sebuah pameran furnitur dan kerajinan tetapi sebuah medium untuk memajukan industri dan berperan dalam meningkatkan ekonomi nasional,” pungkas Daswar.