Bisnis.com, JAKARTA--Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengakui bahwa pengerjaan jalan tol Cisumdawu sedikit terhambat karena adanya kehati-hatian dalam pembangunan.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan bahwa konstruksi fisik dari tol Cisumdawu diperlukan adanya percepatan.
"Cisumdawu itu dari sisi Indonesia bentuknya adalah bentuk konstruksi fisik yang dikerjakan oleh loan China. Nah memang yang kita lakukan perlu ada percepatan dari sisi indonesia," ujarnya menjawab pertanyaan Bisnis, pekan lalu.
Danang mengatakan bahwa progres agak melambat karena adanya kehati-hatian dalam pembangunan teknologi yang akan ada di sekitar tol tersebut.
Pekerjaan konstruksi di jalan tol Cisumdawu terbilang menantang karena kontur tanah perbukitan. Bahkan di seksi 2, pemerintah membangun terowongan kembar (twin tunnel) sepanjang 472 meter. Terowongan ini merupakan terowongan jalan tol pertama di Indonesia.
Meski begitu, menurut Danang sampai saat ini dari sisi progres pengerjaan tol Cisumdawu ini masih berjalan, bahkan dari pemerintah daerah punya memiliki minat tinggi untuk mengembangkan daerah di sekitar tol Cisumdawu.
"Sekitar 2 minggu yang lalu saya bertemu dengan Bupati Sumedang itu beliau menyatakan gimana sih kita bisa memaksimalkan impact dari Cisumdawu. Saya sampaikan tolong ukm-ukm yang ada di Sumedang berpartisipasi di rest area yg dikembangkan di sepanjang itu," ujarnya.
Sebagai informasi, jalan tol Cisumdawu memiliki panjang 60,47 kilometer dan terbagi ke dalam enam seksi. Pemerintah, lanjutnya menggarap dua seksi (seksi 1 dan seksi 2) sepanjang 27,62 kilometer. Konstruksi dikerjakan oleh pemerintah sebagai bentuk dukungan kelayakan agar jalan tol tersebut layak secara finansial.