Bisnis.com, SUKABUMI - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menilai bahwa insentif super deductible tax tax bagi perusahaan industri yang aktif mengembangkan pendidikan vokasional harus dipercepat. Salah satunya karena harus bersaing dengan Thailand.
"Ini [kebijakan] diadopsi dari pemerintah Thailand yang melakukan hal yang sama pada sektor pendidikan dan industrinya. Oleh karena itu ini harus kami percepat," ujarnya pada acara peluncuran Program Link and Match SMK dengan Industri Wilayah Jawa Barat di Sukabumi, Senin (18/3/2019).
Airlangga menjelaskan bahwa pemerintah sedang menyiapkan skema insentif fiskal super deductible tax berupa pengurangan penghasilan bruto sebesar 200% dari biaya yang dikeluarkan perusahaan.
“Jadi, misalnya perusahaan yang membantu SMK melalui pemberian peralatan dan permesinan dengan investasinya senilai Rp1 miliar, maka akan diberikan super deductible tax sebesar Rp2 miliar dalam periode 3 tahun."
Menurutnya, beleid tersebut dapat meringankan industri dengan adanya learning curve dari para siswa SMK yang dibantu oleh para perusahaan industi. Alhasil, lanjutnya, diharapakan para lulusan SMK hasil kemitraan tersebut dapat langsung diserap oleh industri.
Selain itu, industri-industri ini juga akan mendapat fasilitas insentif fiskal super deductible tax berupa pengurangan penghasilan bruto sampai dengan 300% dari biaya yang dikeluarkan perusahaan, yang terlibat dalam kegiatan R&D untuk menciptakan inovasi.