Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah telah meluncurkan Program Link and Match antara SMK dan Industri sejak 2017. Hingga peluncuran kesepuluh, Senin (18/3/2019), sebanyak 5.000-an sekolah menengah kejuruan belum tercakup program ini.
Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad mengatakan bahwa instansinya mengapresiasi program pendidikan vokasi link and match antara SMK dengan industri ini. Apalagi, di Indonesia ada 14.260 SMK, yang 10.600 di antaranya berstatus swasta.
"Selain itu, 5.000 SMK belum punya kerja sama dengan industri. Kami khawatir SMK tersebut menghasilkan lulusan yang tidak mampu bersaing mendapatkan pekerjaan," ujarnya di sela-sela Peluncuran Pendidikan Vokasi Link and Match SMK dengan Industri Wilayah Jawa Barat di PT Anugerah Indofood Barokah Makmur, Sukabumi, Senin (18/3/2019).
Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengharapkan Program Link and Match antara SMK dan Industri terus dilanjutkan.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Tranportasi, dan Elektronika Kemenperin Harjanto memastikan bahwa program tersebut akan dilanjutkan. "Tahun ini, kami akan bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam memberikan bantuan peralatan kepada SMK," ujarnya.
Sejak diluncurkan pada 2017, Program Link and Match antara SMK dan Industri telah melibatkan 2.612 SMK dan 899 industri. Di antara sekolah tersebut, sebanyak 929 SMK telah menerima bantuan mesin dan alat praktik. Bantuan mesin dan alat praktik itu dari instansinya dan 144 perusahaan industri.
Dibandingkan dengan jumlah SMK yang mencapai 14.218 sekolah dengan lebih dari 5 juta siswa, jumlah penerima bantuan mesin dan alat praktik itu masing sangat minim.