Bisnis.com, JAKARTA - Hingga tahap kesepuluh pada 2018, Program Link and Match antara SMK dan Industri telah menggaet peserta 2.612 SMK dan 899 industri. Padahal, Kementerian Perindustrian baru menargetkan kepesertaan 2.600 SMK dan 750 industri pada tahun ini.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa program link and match diluncurkan pertama pada 2017, dan sejauh ini telah digelar dalam 10 tahap program yang secara total melibatkan peserta 2.612 SMK dan 899 perusahaan industri dengan 4.997 perjanjian kerja sama.
“Untuk itu, kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pihak SMK dan industri yang sangat antusias ikut serta dalam program strategis ini,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Peluncuran Pendidikan Vokasi Link and Match SMK dengan Industri Wilayah Jawa Barat di Sukabumi, Senin (18/3/2019).
Turut mendampingi Menperin dalam peluncuran vokasi industri di Sukabumi ini, yaitu Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Harjanto, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad, serta Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Edi Suharto.
Sejak diluncurkan 2017, program pendidikan vokasi link and match SMK dan industri diproyeksi telah menggandeng lebih dari 400.000 siswa-siswi SMK mulai wilayah Jawa, Sumatera hingga Sulawesi dengan rata-rata 200 siswa per SMK.
“Kami berharap, pelaku industri untuk terus melakukan pembinaan dan pengembangan kepada SMK di wilayahnya. Selain itu, kepada para kepala SMK untuk proaktif dalam mengembangkan link and match dengan dunia industri. Jadi, program ini bukan lagi wacana, tetapi pemerintah sudah merealisasikannya dalam dua tahun ini,” tuturnya.
Airlangga menambahkan, pelaksanaan pendidikan vokasi yang link and match antara industri dengan SMK, ini merupakan salah satu program yang diwujudkan secara konkret oleh Kemenperin dalam upaya menyediakan satu juta tenaga kerja tersertifikasi sampai 2019.