Bisnis.com, SUKABUMI - Selain menghibahkan alat peraga pendidikan dan paket peningkatan profesionalitas guru, Toyota Indonesia akan fokus pada pengembangan kurikulum untuk bisa diadopsi oleh sekolah menengah kejuruan (SMK) dalam rangka penguatan pendidikan vokasi industri.
Bob Azam, Direktur Administrasi, Korporasi dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (MMIN), mengatakan bahwa kurikulum pendidikan yang saat ini tersedia di Akademi Komunitas Toyota Indonesia (AKTI) akan dikembangkan untuk bisa diadopsi oleh SMK.
"Ke depannya, pengembangan kurikulum akan menjadi fokus kami," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima Bisnis, Senin (13/3/2019).
Dia menjelaskan bahwa adopsi kurikulum pendidikan Toyota oleh SMK binaan akan membuat para lulusannya mendapatkan pembekalan keterampilan yang kekinian sehingga dapat langsung diserap oleh dunia kerja. Langkah ini menjadi bagian dari konsistensi Toyota Indonesia memberikan dukungan terhadap program pemerintah dalam mengembangkan kompetensi SDM.
Hari ini, Toyota Indonesia kembali menghibahkan 5 mobil dan 5 mesin sebagai alat bantu praktikum pendidikan kepada 5 SMK binaan Toyota di Jawa Barat. Toyota juga menyuntikkan paket dukungan peningkatan profesional guru kepada 30 guru dari 6 SMK yang menjadi sekolah binaan Toyota di Jawa Barat.
Bantuan ini secara simbolis diserahkan oleh Teguh Trihono, General Manager External Affairs Division TMMIN pada acara peluncuran Program Vokasi Pendidikan Industri Kemenperin untuk Provinsi Jawa Barat, di Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (18/3/2019).
Dalam acara ini hadir Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Dirjen Industri ILMATE (Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, & Elektronika) Harjanto, dan Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono.
Pengembangan vokasi untuk menghadapi revolusi industri 4.0 menjadi perhatian khusus pemerintah Indonesia dalam mempersiapkan SDM berkualitas dalam mencapai industri dalam negeri yang berdaya saing tinggi.