Bisnis.com, ADDIS ABABA - Pesawat Ethiopian Airlines dengan Nomor Penerbangan ET 302, yang jatuh dan menewaskan 157 orang, ternyata mengalami peningkatan kecepatan yang tidak lazim setelah lepas landas sebelum akhirnya dilaporkan mengalami gangguan dan menghilang.
Berdasarkan hasil investigasi sementara, sebelum pesawat jatuh menghunjam bumi, pilot meminta izin untuk meningkatkan ketinggian dengan cepat. Investigasi ini terungkap setelah rekaman dari menara kontrol (air traffic control) diperdengarkan.
Suara dari kokpit Boeing 737 MAX meminta untuk meningkatkan ketinggian hingga 14.000 kaki di atas permukaan laut, atau 6.400 kaki di atas landasan pacu bandara. Namun, pada akhirnya kontak dari radar hilang pada ketinggian sekitar 10.800 kaki setelah pesawat mencoba bermanuver belok ke kanan untuk kembali ke bandara.
“Pesawat berupaya melakukan hal tersebut karena pilot memberitahukan bahwa kondisi pesawat mengalami masalah kendali kemudi,” ujar seorang sumber yang enggan disebutkan namanya, seperti dikutip dari Reuters, mengingat hasil rekaman itu merupakan bagian dari investigasi yang masih dilakukan, Minggu (17/3/2019).
Sesaat sebelum pesawat Ethiopian Airlines bermanuver kembali ke bandara, jelas sumber tersebut, pada saat yang sama menara kontrol malah menjalin kontak dengan pesawat lain.
Sontak saja, pada saat itu langsung terderngar suara protes dari ruang kokpit Ethiopian Airlines 302 dan langsung menginterupsi, “break, break [hentikan, hentikan]”.
Istilah break adalah tanda agar komunikasi yang tidak penting ditunda dahulu. “Pilot Ethiopian Airlines pada saat itu terdengar sangat ketakutan,” kata sumber itu.
Namun, pernyataan resmi dari tim investigasi kecelakaan Ethiopian Airlines belum bisa langsung dirilis.