Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Boeing Belum Respons Panggilan Kemenhub Usai Tragedi 737 MAX 8

Kementerian Perhubungan sudah memanggil perusahaan pabrik pesawat Boeing setelah terjadinya kecelakaan kedua pesawat seri MAX 8 keluaran terbaru pabrikan itu.
Karyawan Boeing di depan pesawat 737 MAX 8 yang sedang keluar dari jalur produksi di Renton, Washington, Amerika Serikat, pada 13 Maret 2018./Reuters
Karyawan Boeing di depan pesawat 737 MAX 8 yang sedang keluar dari jalur produksi di Renton, Washington, Amerika Serikat, pada 13 Maret 2018./Reuters

Bisnis.com, PANGKALPINANG - Kementerian Perhubungan sudah memanggil perusahaan pabrik pesawat Boeing setelah terjadinya kecelakaan kedua pesawat seri MAX 8 keluaran terbaru pabrikan itu.


Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memberikan konfirmasi bahwa pihaknya sudah memanggil perusahaan pabrik pesawat asal Amerika Serikat tersebut, tetapi belum ada jawaban.


"Kami sudah komunikasi dengan Boeing. Kami sudah panggil kemarin, tidak tahu mereka mau datang kapan, kalau ada suatu temuan mereka diskusikan dengan kami," ungkapnya di sela-sela peresmian Terminal Bandara Depati Amir, Kamis (14/3/2019).


Dia menuturkan dengan terjadinya peristiwa kecelakaan yang melibatkan seri tersebut dalam waktu kurang dari 5 bulan, membuat segala kemungkinan terbuka atas keberadaan Boeing 737 MAX 8 itu, termasuk meminta penarikan kembali produk tersebut. "Segala kemungkinan tetap ada," ujarnya.


Dia menuturkan bahwa peluang penarikan kembali tersebut ada tetapi harus diingat adanya keseimbangan antara kebijakan keselamatan dan semangat mendukung iklim kondusif bagi operator maskapai.


Menhub tetap optimistis bahwa seri tersebut masih mungkin beroperasi. "Kita harus menciptakan iklim yang kondusif untuk operator, jadi jangan kita konservatif memangkas, meniadakan. Kita juga punya semangat tetap ada dengan suatu perbaikan tapi keselamatan tetap nomor satu," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper