Bisnis.com, JAKARTA - Boeing 737 MAX 8 kembali menjadi sorotan setelah kecelakaan maut Ethiopian Airlines menewaskan semua penumpangnya, termasuk di antaranya WNI yang bekerja untuk PBB.
Boeing 737 MAX 8 jatuh milik Ethiopian Airlines jatuh itu di Nairobi beberapa menit setelah lepas landas dari Addis Ababa, menewaskan semua 157 penumpang. Sebelumnya, model serupa yang dioperasikan oleh Lion Air jatuh di lepas pantai Indonesia pada Oktober 2018, menewaskan 189 orang di dalamnya.
Namun, hingga kini masih belum terjawab penyebab jatuhnya pesawat Lion Air, dan para pejabat dan pakar keselamatan mengatakan masih terlalu dini untuk menjalin hubungan dengan insiden di Ethiopia. Boeing belum berkomentar lebih jauh terkait insiden ini, tapi pihaknya mengatakan siap membantu penyelidikan.
Boeing 737 MAX adalah versi terbaru dari famili jet 737 produksi Boeing yang telah menjadi andalan maskapai dunia selama puluhan tahun, bersaing dengan keluarga Airbus SE A320neo.
Keluarga 737 yang berusia puluhan tahun dianggap sebagai salah satu pesawat komersial yang paling andal. Boeing 737 MAX 8 adalah anggota pertama dari seri baru perusahaan yang lebih efisien.
Pesawat varian lain, yang juga mencakup model MAX 7, 9 dan 10, dimaksudkan untuk bersaing dengan pesawat keluarga Airbus A320neo untuk mendominasi segmen pasar penerbangan global.
Baca Juga
Boeing meluncurkan varian MAX 8, yang hemat bahan bakar pada tahun 2017 sebagai pembaruan untuk 737 yang sudah berusia 50 tahun, dan telah mengirimkan 350 pesanan jet MAX dari total 5.011 pesanan pesawat pada akhir Januari.
Menurut laporan terbaru Boeing, seperti dari dikutip CNN, 350 unit pesawat varian MAX telah dikirim ke maskapai di seluruh dunia, menyisakan 4.661 pesanan yang masih dibuat.
Versi MAX 737 dipuji karena mesin jet LEAP mereka yang menurut Boeing "mendefinisikan kembali masa depan perjalanan udara yang efisien dan ramah lingkungan." Boeing mengatakan, 737 MAX jet 10% hingga 12% lebih efisien dari pendahulunya.
Mantan Ketua NTSB, dewan keselamatan transportasi AS, Mark Rosenker mengatakan, kecelakaan maut dua pesawat baru 737 MAX 8 adalah insiden yang "sangat tidak biasa" dan keduanya memiliki kejanggalan yang sama, yakni keduanya jatuh tak lama setelah lepas landas.
Meskipun tidak jelas apakah ada hubungan langsung antara keduanya, Rosenker mengatakan ini masalah besar bagi para pejabat keselamatan penerbangan untuk menggellar penyelidikan menyeluruh dan menentukan apakah ada masalah umum.
Southwest Airlines Co yang berbasis di Dallas adalah operator terbesar dari MAX 8, dengan 31 pesawat, diikuti oleh American Airlines Group Inc dan Air Canada dengan masing-masing 24 armada.
Southwest Airlines dan American Airlines mengatakan pada Minggu bahwa mereka tetap percaya sepenuhnya pada model pesawat ini, namun terus memantau investigasi.
INVESTIGASI TERHADAP BOEING
Menyusul kecelakaan Lion Air, Boeing menghadapi kritik dari beberapa serikat pilot AS karena tidak memiliki perincian dalam manual penerbangannya, terkait perubahan cara perangkat lunak MAX bereaksi jika terjadi "stall" dibandingkan dengan versi sebelumnya. Boeing bersikeras bahwa prosedur kokpit sudah ada untuk mengatasi masalah yang dialami jet Lion Air.
Laporan awal mengenai kecelakaan Lion Air berfokus pada pemeliharaan dan pelatihan maskapai penerbangan, serta respons teknis sistem anti-stall pada sensor yang baru saja diganti, tetapi tidak memberikan alasan atas kecelakaan itu. Sejak itu, perekam suara kokpit telah dipulihkan dan laporan akhir akan dirilis akhir tahun ini.
Boeing diperkirakan akan memperkenalkan tambalan perangkat lunak untuk membantu mengatasi skenario yang dihadapi awak Lion Air pada akhir Maret atau April, kata pejabat pemerintah dan industri.
Hingga kini, Boeing sudah menghadapi serangkaian tuntutan hukum di Amerika Serikat oleh keluarga korban kecelakaan Lion Air, termasuk lima kasus di pengadilan federal AS di Illinois, yang menjadi lokasi kantor pusat Boeing di Chicago.
Boeing 737 MAX 8 menggunakan mesin LEAP-1B yang dibuat oleh CFM International, perusahaan joint-venture dari General Electric Co dan Safran SA. Pada 2017, Boeing menghentikan sementara semua model 737 MAX karena kekhawatiran tentang masalah kualitas pembuatan pada mesin baru.
Jamie Jewell, juru bicara pembuat mesin pesawat CFM International, mengatakan pada saat itu inspeksi perusahaan menemukan "beberapa anomali dalam proses" pembuatan cakram untuk turbin jet. Jewell juga menekankan bahwa tidak ada masalah yang terkait dengan bagian terkait selama 2.000 jam lebih penerbangan uji coba pada 737 Max.
"Karena sangat berhati-hati, kami memutuskan untuk menangguhkan sementara penerbangan MAX. Langkah ini konsisten dengan fokus prioritas kami pada keselamatan bagi semua yang menggunakan dan menerbangkan produk kami," kata Boeing dalam sebuah pernyataan pada 2017.
Namun sampai hasil penyelidikan diumumkan, sulit untuk menentukan apakah kecelakaan maut Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines dan Lion Air adalah hasil dari kegagalan di pesawat, kesalahan manusia, atau faktor lain?.