Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Isu yang Jadi Prioritas Kementerian Kesehatan Hingga 2024

Kementerian Kesehatan mengangkat lima isu strategis yang menjadi prioritas dalam pembangunan kesehatan periode 2020—2024.
Ilustrasi gizi buruk/Reuters
Ilustrasi gizi buruk/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Kesehatan mengangkat lima isu strategis yang menjadi prioritas dalam pembangunan kesehatan periode 2020—2024.

Kelima isu utama tersebut telah diidentifikasi dalam Rakerkesnas (Rapat Kerja Nasional) 2019 yakni angka kematian ibu (AKI)/ angka kematian neonatal (AKN) yang masih tinggi, stunting, tuberculosis (TBC), Penyakit tidak menular (PTM) dan cakupan imunisasi dasar lengkap.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan untuk dapat menjawab isu tersebut, penelitian dan pengembangan kesehatan merupakan salah satu komponen penting yang harus dilakukan dalam program pembangunan nasional, sebagaimana dimandatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN).

“Untuk mempercepat upaya-upaya dalam mengatasi 5 program prioritas di atas, Badan Litbangkes mempunyai peranan penting dengan menyediakan data dan informasi hasil Litbangkes untuk bahan kebijakan program kesehatan”, ujar Nila, Senin (11/3/2019).

Dalam hal ini dia mengatakan data hasil litbangkes yang berskala nasional sangat diperlukan untuk mengevaluasi program nasional, salah satunya Riskesdas dan BoD (Burden of Disease).

Meskipun Riskesdas 2018 menyatakan adanya penurunan angka stunting dari 37,2 % (2013) menjadi 30,8%, angka tersebut masih lebih tinggi dari angka yang direkomendasikan WHO yaitu 20%.

Riskesdas juga mengungkap meningkatnya Penyakit Tidak Menular (PTM) yang memerlukan strategi penanganan dan pengendalian khusus.

Berdasarkan hasil BoD, beban penyakit yang ditunjukkan dengan tahun hidup yang hilang akibat kematian dini dan disabilitas karena sakit (DALY Lost), dalam periode 1990-2017 telah bergeser secara signifikan dari PM (Penyakit Menular) ke PTM. Bahkan pada 2017, secara nasional beban PTM mencapai proporsi 70%.

Tak hanya mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi program pembangunan kesehatan, Badan Litbangkes ditantang untuk memberikan solusi dari masalah-masalah tersebut.

“Oleh karena itu, saya berharap Badan Litbangkes dapat menganalisis lebih lanjut dari hasil-hasil Riskesdas dan studi lainnya agar dapat mengungkap lebih dalam lagi permasalahan, penyebab masalah serta yang terpenting mencari solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut," harap Menkes Nila.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper