Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tol Trans Sumatra Picu Industrialisasi

Sejumlah kalangan menilai pengoperasian jalan tol Trans Sumatra bakal menopang industrialisasi berbasis sumber daya alam di Pulau Andalas. Industrialisasi menjadi kunci agar perekonomian Sumatra tumbuh lebih tinggi dan berkelanjutan.
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan ketika. meresmikan jalan tol Trans Sumatra ruas Bakauheni-Terbanggi Besar di Gerbang Tol Natar, Lampung Selatan, Lampung, Jumat (8/3/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan ketika. meresmikan jalan tol Trans Sumatra ruas Bakauheni-Terbanggi Besar di Gerbang Tol Natar, Lampung Selatan, Lampung, Jumat (8/3/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA -- Sejumlah kalangan menilai pengoperasian jalan tol Trans Sumatra bakal menopang industrialisasi berbasis sumber daya alam di Pulau Andalas. Industrialisasi menjadi kunci agar perekonomian Sumatra tumbuh lebih tinggi dan berkelanjutan.

Secara resmi, Presiden Joko Widodo meresmikan jalan tol Bakauheni - Terbanggi Besar (140,9 kilometer), Jumat (8/3/2019). Ruas ini merupakan ruas pertama dari 24 ruas jalan tol Trans Sumatra yang dibangun bertahap hingga 2024. Panjang keseluruhan ruas dari Bakauheni hingga Banda Aceh mencapai 2.765 kilometer, dua kali lebih panjang dari jalan tol Trans Jawa.

Trans Sumatra merupakan megaproyek yang lahir dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia atau MP3EI yang dicetuskan pada era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Total jenderal, perlu investasi Rp476 triliun untuk menyelesaikan proyek ini. Jumlah itu hampir sepertiga dari anggaran infrastuktur kumulatif (2015-2019) sebesar Rp1.739 triliun.

Hingga akhir2019, sebanyak lima ruas jalan tol Trans Sumatrasiap digunakan, menyusul ruas Palembang - Indralaya (22 kilometer) yang sudah beroperasi sejak tahun lalu. Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero), Bintang Perbowo mengatakan tol Bakauheni - Terbanggi Besar bakal memperlancar arus barang dan jasa karena waktu tempuh lebih singkat.

"Dengan diresmikannya Ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar ini, akan membawa dampak positif terutama terhadap mobilitas masyarakat di wilayah Pulau Sumatra," jelas Bintang dalam siaran pers.

Hingga akhir 2019, sebanyak empat ruas lain bakal rampung dan beroperasi. Keempat ruas itu yakni Medan - Binjai (17 kilometer), Pekabaru - Dumai (131 kilometerr), Terbanggi Besar - Pematang Panggang (100 kilometer), dan Pematang Panggang - Kayu Agung (85 kilometer).

Berdasarkan Perpres No.117 Tahun 2015, HK mendapat penugasan untuk menggarap 24 ruas Trans Sumarta yang mana delapan ruas diharapkan rampung tahun ini. Direktur Keuangan PT Hutama Karya (Persero), Anis Anjayani menambahkan ada dua ruas yang belum memulai konstruksi, yaitu Palembang - Tanjung Api Api dan Kuala Tanjung - Tebing Tinggi - Parapat.

"Yang dikerjakan lebih dahulu Kuala Tanjung - Tebing - Tinggi Parapat," jelas Anis kepada Bisnis, Jumat (8/3).

Keberadaan jalan tol Trans Sumatra dinilai bakal menopang industrialisasi di Sumatra, sebuah transformasi yang harus dilakukan untuk memutus ketergantungan terhadap ekspor komoditas. Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri, Dendi Ramdani mengatakan fluktuasi harga komoditas membuat perekonomian Sumatra labil.

Dia mengimbuhkan, sejak 2014 pertumbuhan ekonomi Sumatra selalu lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan nasional. Bahkan, sumbangsih ekonomi Sumatra juga terus lungsur ke level 21,58% pada 2018 lalu dari posisi 2014 sebesar 23,16%.

"Kuncinya industrialisasi dan itu butuh infrastruktur seperti jalan tol dan pelabuhan. Dalam jangka panjang, ini akan menjadi sentra pertumbuhan dan harapannya memang ada aglomerasi industri di wilayah itu," jelas Dendi kepada Bisnis, Jumat (8/3/2019).

Bisnis mencatat, saat ini sedikitnya ada tiga kawasan ekonomi khusus yang sudah beroperasi seluas 6.958 hektare. Ketiga KEK itu yakni KEK Arun, KEK Sei Mangkei, dan KEK Galang Batang, dan KEK Tanjung Api Api. Selain itu, Dewan KEK mencatat, ada sepuluh KEK lain yang diusulkan di Sumatra seluas 7.415 hektare.

Dendi mengingatkan, proyek jalan tol maupun industrialisasi merupakan proyek jangka panjang. Dia menyebut, pembangunan jalan tol merupakan satu aspek yang perlu didukung pembangunan di sektor lainnya, seperti penyediaan energi, air, dan pelabuhan. Walhasil, megaproyek tol Trans Sumatra baru akan menuai hasilnya dalam waktu 15-20 tahun dari sekarang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper