Bisnis.com, JAKARTA — Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menggelar kelas keuangan untuk meningkatkan pemahaman pelaku ekonomi kreatif terkait pentingnya manajemen keuangan bisnis.
Financial Planner, Ahmad Gozali, menuturkan setidaknya ada 100 pelaku ekonomi kreatif dari Padang dan sekitarnya yang mengikuti kelas tersebut. Dalam hal ini Gozali menjelaskan bahwa angka merupakan alat ukur usaha.
“Kalau bisnis tidak punya alat ukur, kita tidak tahu naik turunnya bisnis kita. Bisnis harus diukur dengan angka bukan dengan rasa,”kata Gozali, dalam keterangan resmi yang dikutip, Kamis (7/3/2019).
Kepada pada peserta, dia menjelaskan bahwa laporan keuangan adalah catatan uang usaha yang berisi tiga catatan keuangan usaha yaitu penjualan dan pembelian, uang masuk dan keluar, serta utang piutang. Menurutnya, mencatat laporan keuangan memiliki banyak keuntungan, di antaranya pelaku ekonomi kreatif bisa menganalisis produk yang paling laku dijual, evaluasi usaha, dan membuat strategi usaha.
Gozali juga menambahkan bahwa laporan keuangan membantu pelaku ekonomi kreatif menggunakan uang usaha secara maksimal. Dia memberi contoh pelaku ekonomi kreatif subsektor kuliner yang secara sengaja tidak membuka warung bakso miliknya satu minggu sebelum puasa untuk membeli daging dan memproduksi bakso secara besar-besaran.
Hasil produksinya dijual secara besar-besaran karena berdasarkan laporan keuangannya, penjualan 1 hari setelah lebaran sama dengan hasil penjualannya selama satu bulan. Lebih lanjut, dalam kesempatan tersebut, dia juga memberikan saran mengelola keuangan usaha yaitu mengatur uang usaha lebih cermat, memisahkan uang usaha dan pribadi, menentukan harga pokok produksi dan penjualan, dan memutar uang usaha lebih cepat.
Baca Juga
“Kita bisnis ke mana-mana tanpa target seperti kita jalan ke mana-mana tapi tidak ke mana-mana,” pungkasnya.