Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Hutama Karya Tumbuh Double

PT Hutama Karya (Persero) pada tahun lalu mencatatkan lonjakan laba bersih dari Rp1,07 triliun pada 2017 menjadi Rp2,21 triliun.
Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Bintang Perbowo menjelaskan kinerja perusahaan pada tahun lalu, Rabu (6/3/2019)./Bisnis-Hery Trianto
Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Bintang Perbowo menjelaskan kinerja perusahaan pada tahun lalu, Rabu (6/3/2019)./Bisnis-Hery Trianto

Bisnis.com, MEDAN— PT Hutama Karya (Persero) mencatat lonjakan kinerja signifikan pada 2018, menyusul berbagai proyek besar yang diperoleh BUMN tersebut.

Tahun lalu, Hutama Karya mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,21 riliun atau tumbuh 106% dibanding dengan periode yang sama 2017 sebesar Rp1,07 triliun.

Direktur Utama Hutama Karya Bintang Perbowo mengatakan, laba pada 2018 tumbuh sangat signifikan karena berbagai inovasi, perbaikan metode kerja, dan proyek yang dikerjakan perseroan. Pendapatan tumbuh 46% menjadi Rp26,54 triliun dari 2017 sebesar Rp18,09 triliun.

"Pendapatan kami perkirakan juga terus tumbuh karena sejumlah proyek yang kami kerjakan termasuk tol trans Sumatra. Tahun ini kami menargetkan sebesar Rp34,32 triliun,” tutur Bintang dalam Diskusi Kupas Tuntas Tol Trans Sumatra di Medan, Rabu, (6/32019).

Namun, dia mengatakan laju laba tinggi akan mulai melambat tahun ini seiring dengan kewajiban pembayaran utang. Manajemen Hutama Karya, tutur Bintang, pada 2019 menargetkan laba bersih sebesar Rp 2,2 triliun, atau hampir sama dengan laba 2018.

“Kami akan terus menjaga agar cashflow tetap positif. Ini bisa terjadi karena kai hanya tergantung dari alan tol, tetapi juga pembangunan gedung pemerintah maupuan swasta,” tutur Bintang.

Hutama Karya merupakan perusahaan yang ditunjuk sebagai pelaksana pembangunan jalan tol Trans Sumatra sepanjang 2.700 kilometer. Perusahaan ini akan memperoleh Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 10,5 triliun untuk menyelesaikan target tol Trans Sumatra.

Selain itu, Perseroan juga mendapat dukungan pendanaan dari Sindikasi Bank BUMN (Himbara), perbankan asing seperti MUFG, CIMB Niaga, ICBC, serta dari institusi keuangan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)/SMI, dan perbankan swasta yaitu Bank Mega dan Bank Permata dengan jumlah total Rp 32 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hery Trianto
Editor : Rahayuningsih
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper