Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur The Fed Jerome Powell kembali menegaskan pendekatan bank sentral terhadap siklus kenaikan suku bunga acuan di tengah sinyal ekonomi yang saling bertentangan dan inflasi yang melemah.
"Federal Open Market Committee (FOMC) akan bersabar sebelum menentukan penyesuaian di masa depan terhadap kisaran target untuk fed fund rate yang sesuai," ujar Powell dalam pidato yang dia sampaikan di New York, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (1/3/2019).
Menurut Powell, pendekatan manajemen risiko seperti ini telah membantu bank sentral di masa lalu dalam penanganan moneter Amerika Serikat.
Pernytaan Powell menyusul laporan dari Departemen Perdagangn yang dirilis pada Kamis (28/2), yang menunjukkan ekonomi AS melemah namun masih berada di batas ekspektasi untuk kuartal keempat 2018.
Pertumbuhan tahunan untuk Oktober hingga Desember mencapai 2,6% dibandingkan dengan perkiraan awal sebesar 2,2%.
Powell tidak merujuk data baru tetapi menggambarkan ekonomi AS saat ini berada pada posisi yang baik dengan ekspansi 10 tahun yang telah menekan angka pengagguran untuk semua kelompok ras dan etnis, meningkatkan partisipasi angkatan kerja dan menaikkan upah.
"Tanda-tanda tekanan pada inflasi masih lemah meskipun pasar tenaga kerja menguat," ungkap Powell.
Pada saat yang sama Powell juga membahas tentang sinyal ekonomi yang saling bertentangan terkait prospek ekonomi jangka pendek.
Sinyal tersebut datang dari perlambatan pertumbuhan ekonomi di China dan Eropa, ketidakpastian Brexit, dan negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung serta penjualan ritel yang melemah pada Desember.
Ekspansi ekonomi AS diperkirakan akan mencapai rekor terpanjang dalam beberapa bulan ke depan.
Para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan produk domestik bruto (PDB) meningkat 2,5% pada 2019 meskipun laju kuartalan secara bertahap melambat menuju 2020.
Pertemuan FOMC pada 29-30 Januari lalu memutuskan untuk menahan suku bunga acuan pada kisaran 2,25% - 2,5%.
Anggota FOMC akan bertemua lagi di Washington 19-20 Maret mendatang ketika sebagian ekonom dan investor berharap bank sentral akan membiarkan suku bunga tidak berubah.
Mengulangi pesan yang dia sampaikan kepada anggota parlemen AS dalam dua hari kesaksian Kongres awal pekan ini, Powell juga menguraikan dua tantangan jangka panjang yang dihadapi ekonomi AS yakni perlambatan pertumbuhan angkatan kerja dan pertumbuhan produktivitas yang melemah.
Powell mengatakan solusi untuk masalah-masalah itu berada di luar lingkup bank sentral, tetapi dia mendesak pejabat pemerintah lainnya untuk mengatasinya.
“...kebijakan yang memberikan kesempatan bagi pekerja usia lanjut ke dalam lapangan pekerjaan produktif, khususnya mereka yang mungkin tertinggal karena keterampilan atau pendidikan rendah, dapat membawa manfaat besar bagi pekerja tersebut dan bagi perekonomian kita,” katanya.