Bisnis.com, JAKARTA -- PT Jakarta Tollroad Development (JTD) melansir terjadi eskalasi biaya konstruski pada pembangunan jalan tol dalam kota tahap pertama. Namun, eskalasi dinilai masih dalam rentang yang wajar.
Direktur Utama JTD Frans Sunito mengatakan biaya konstruksi mengalami kenaikan sejalan dengan pergerakan inflasi. Di samping itu, JTD baru memulai konstruksi pada 2017 atau tiga tahun setelah perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) diteken pada 2014.
Frans menerangkan tahap konstruksi baru dimulai pada 2017 karena perseroan perlu membebaskan lahan terlebih dahulu. "Eskalasi biaya pasti ada dan pasti membebani. Tapi tidak ada pilihan lain. Kenaikanya sekitar 4% - 5% atau sesuai kisaran inflasi," ujar Frans kepada Bisnis, Jumat (22/2/2019).
Saat ini JTD sedang mengerjakan segmen A sepanjang 9,3 kilometer, membentang dari Pulogebang hingga Sunter. Frans menyebut, pihaknya juga akan mamulai konstruksi segmen B Semanan-Grogol sepanjang 9,5 kilometer pada Maret 2010.
Selanjutnya, segmen C yang menghubungkan Grogol dengan Sunter akan mulai dibangun pada pertengahan 2019. Frans menyebut, panjang tiga segmen ini secara keseluruhan mencapai 30 kilometer. Ruas ini membentang dari Semanan di bagian Barat dan Pulogebang di sisi Timur.
Secara khusus, JTD akan membangun tempat pemberhentian bagi bus di jalan tol dalam kota. Namun, tempat pemberhentian ini baru akan dioperasikan setelah seluruh segmen rampung. Tempat pemberhentian diberikan area khusus agar tidak menghambat kecepatan di jalan tol dalam kota.
Baca Juga
Untuk mendanai tiga segmen di tahap pertama, JTD telah mendapatkan pinjaman dari sindikasi perbankan sebesar Rp13,7 triliun. Fasilitas pinjaman ini merupakan salah satu sindikasi terbesar untuk proyek jalan tol, baik dari jumlah kreditor maupun nilai pinjaman.
Sementara itu, konstruksi segmen C yang menghubungkan Grogol - Sunter sejauh 12,4 kilometer akan dimulai pada pertengahan 2019. Menurut Frans, pembangunan jalan tol dalam kota merupakan bagian dari upaya menambah kapasitas jalan dan diharapkan bisa mengurangi kepadatan di jalan-jalan arteri.