Bisnis.com, PADANG - Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia mengalokasikan investasi hingga Rp2,6 triliun pada tahun ini.
Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto mengatakan bahwa sebagian besar investasi tersebut akan digunakan untuk kategori automation atau peningkatan peralatan yang berfungsi untuk mengatur pergerakan pesawat di udara. Jadi, menghindari terjadinya tabrakan di udara maupun meningkatkan ketepatan waktu terbang (on time performance/OTP).
"Kami mengalokasikan dana Rp2,6 triliun. Sebanyak Rp1,1 triliun atau 44% digunakan untuk automation," kata Novie, dalam acara Media Gathering, Rabu (20/2/2019).
Dia menambahkan, kategori penggunaan investasi terbesar kedua sebanyak Rp774,7 miliar adalah untuk building and supporting. Kategori ini biasanya digunakan untuk pembangunan infrastruktur tower air traffic control (ATC) baru.
Pihaknya menjelaskan pembangunan tower menjadi prioritas seiring dengan langkah pemerintah yang getol membangun infrastruktur udara, yakni bandara. AirNav harus hadir pada setiap bandara baru yang dibangun, seperti bandara di Kulon Progo maupun di daerah pedalaman.
Kategori lain dalam rencana investasi ini, lanjutnya, adalah communication sebanyak Rp260,4 miliar, surveillance sebanyak Rp222 miliar, navigation sebanyak Rp113,5 miliar, dan mechanical and electrical mencapai Rp71,4 miliar.
Sementara itu, Novie mengungkapkan sebaran dana investasi terbanyak dikucurkan di wilayah Jawa dengan alokasi Rp1,65 triliun. Adapun, proyek yang akan dikerjakan mencapai 74 program.
Sebaran terbesar kedua adalah wilayah Papua yang mencapai Rp245,5 miliar dengan total 45 program. Jumlah pergerakan di wilayah paling Timur Indonesia mencapai 272.407 pergerakan per tahun.