Bisnis.com, JAKARTA -- Sebanyak enam ruas jalan tol Trans Sumatra dijadwalkan beroperasi pada 2019. Sejumlah cara pun disiapkan agar trafik di Trans Sumatra bisa bertumbuh secara berkesinambungan.
Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero), Bintang Perbowo mengatakan Sumatra memiliki potensi ekonomi yang melimpah. Jalan tol Trans Sumatra akan menjadi tulang punggu dalam pengembangan ekonomi yang terpadu dengan kawasan industri dan pelabuhan.
Keenam ruas yang beroperasi tahun ini meliputi Medan - Binjai (17 kilometer), Palembang - Indralaya (22 kilometer), dan Pekabaru - Dumai (131 kilometer). Selanjutnya Bakauheni - Terbanggi Besar (140 Kilometer), Terbanggi Besar - Pematang Panggang (100 kilometer), dan Pematang Panggang - Kayu Agung (85 kilometer)
"Kami akan membangun zona industri yang terkati dengan kelapa sawit, kopi, dan lain-lain. Komoditas itu disebarkan ke tempat-tempat lain melalui jalan tol Trans Sumatra," ujar Bintang dalam acara seminar di Jakarta, Selasa (19/2/2019).
Dia menambahkan, ada 85 potensi ekonomi di sepanjang koridor Trans Sumatra yang bisa digarap, mulai dari pembangkit listrik, kawasan industri, bandara, pelabuhan, hingga infrastruktur perairain seperti irigasi dan bendungan. Berdasarkan kajian perseroan, wilayah di sekitar jalan tol Trans Sumatra dengan radius lebih dari 50 kilometer memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan produk domestik regional bruto Sumatra.
Dalam catatan Bisnis.com, saat ini di Sumatra sudah ada empat kawasan ekonomi khusus manufaktur yang bisa menjadi hinterland atau daerah asal kargo, baik untuk pelabuhan maupun jalan tol. Keempat KEK itu yakni KEK Arun di Lhokseumawe, KEK Sei Mangkei, KEK Galang Batang, dan KEK Tanjung Api Api. Selain itu, Dewan KEK mencatat ada enam KEK lain yang sedang diusulkan.
Sebagaimana diketahui, Hutama Karya mendapat penugasan untuk menggarap 12 ruas prioritas jalan Tol Trans Sumatra. Panjang 12 ruas tol ini mencapai 1.568 kilometer. Adapun panjang keseluruhan jalan tol Trans Sumatra mencapai 2.704 kilmeter, terbagi dalam 24 ruas.