Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Batu Bara 2018 Tembus 548,58 Juta Ton

Realisasi produksi batu bara sepanjang 2018 melampaui catatan awal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada awal tahun ini.
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (3/1/2019)./ANTARA-Nova Wahyudi
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (3/1/2019)./ANTARA-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA -- Realisasi produksi batu bara sepanjang 2018 melampaui catatan awal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada awal tahun ini.
 
Berdasarkan data yang dikutip dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Senin (18/2/2019), produksi batu bara sepanjang tahun lalu mencapai 548,58 juta ton. Jumlah tersebut lebih tinggi 20 juta ton dari catatan awal Januari 2019 yang sebanyak 528 juta ton.
 
Selisih tersebut disebabkan laporan produksi dari Izin Usaha Pertambangan (IUP) di daerah belum seluruhnya masuk pada awal Januari 2019. Seperti diketahui, kewenangan perizinan IUP saat ini ada di bawah gubernur.
 
Perlu diingat, target produksi pada tahun lalu sebenarnya 485 juta ton. Namun, pemerintah memberikan fasilitas penambahan produksi sebesar 10% dari Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang telah disetujui dengan syarat kewajiban pasokan  untuk kebutuhan dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO) sebesar 25% telah terpenuhi.
 
Sementara itu, tidak ada perubahan pada catatan DMO atau tetap 115 juta ton. Dengan demikian, persentase DMO pada tahun lalu turun dari catatan awal sebesar 21,9% menjadi 20,96%.
 
Pada tahun ini, Kementerian ESDM menyatakan DMO batu bara mencapai 128 juta ton, lebih tinggi dari realisasi DMO pada 2018 yang sebanyak 115 juta ton. Jumlah tersebut mencapai 26% dari target produksi sebanyak 490 juta ton.
 
Kebutuhan untuk PLTU masih mendominasi dengan 95,73 atau 74,77% dari total DMO. Pengguna lainnya yang memerlukan batu bara cukup banyak adalah industri semen sebanyak 16,16 juta ton atau 12,62%, kertas sebanyak 6,21 juta ton atau 4,85%, dan metalurgi 5,41 juta ton atau 4,23%.
 
Sisanya terbagi untuk industri tekstil, pupuk, dan briket. 
 
"Pertumbuhan konsumsi PLTU pasti naik karena ada proyek 35.000 megawatt (MW). Pabrik-pabrik juga naik karena ada pertumbuhan ekonomi," tutur Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lucky Leonard
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper