Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DEBAT CAPRES: Visi Energi Capres Belum Menjawab Persoalan Energi di Tanah Air

Persoalan energi di Indonesia sangat kompleks. Pemaparan visi energi dari calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto dalam debat capres tahap kedua dinilai belum menggambarkan bagaimana cara menyelesaikan persoalan energi yang kompleks.
Wajah Calon Presiden Prabowo Subianto di layar televisi pada debat Capres 2019 putaran kedua.Bisnis/Nurul Hidayat
Wajah Calon Presiden Prabowo Subianto di layar televisi pada debat Capres 2019 putaran kedua.Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Persoalan energi di Indonesia sangat kompleks. Pemaparan visi energi dari calon presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto dalam debat capres tahap kedua dinilai belum menggambarkan bagaimana cara menyelesaikan persoalan energi yang kompleks.

Persoalan energi di Indonesia sangat kompleks. Produksi minyak siap jual (lifting) stagnan, bahkan cenderung turun. Di sisi lain, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) terus naik rerata 4% per tahun. Hal itu menyebabkan volume impor BBM dan minyak mentah cenderung naik.

Sementara itu, sekitar 40% produksi gas bumi masih diekspor. Padahal, pengoptimalan gas bumi untuk kebutuhan domestik akan mengurangi konsumsi BBM sehingga dapat mengurangi impor BBM dan minyak mentah.

Selain itu, saat ini sekitar 75% batu bara masih diekspor. Padahal, pengoptimalan batu bara untuk kebutuhan domestik bisa mengurangi permintaan BBM. Batu bara digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap sehingga menghasilkan energi listrik. Program kendaraan listrik otomatis akan mengurangi permintaan BBM dan minyak.

Selain itu, negeri ini dikaruniai sumber daya energi terbarukan yang melimpah, seperti matahari, panas bumi, hidro, air, angin, biogas, biofuel, biomasa, dan energi terbarukan lainnya.

Pemanfaatan minyak sawit mentah juga bisa menyubstitusi penggunaan energi fosil. Kendati saat ini baru B20, ke depan pemanfaatan biodiesel bisa terus ditingkatkan.

Namun, persoalan energi di Tanah Air tidak sebatas hanya soal CPO sebagai substitusi BBM. Pengolahan CPO menjadi biodiesel merupakan salah satu bagi saja dari persoalan energi di Tanah Air.

Pemerintah masih perlu membangun  infrastruktur energi, seperti pipa gas, kilang minyak, penyimpanan dan regasifikasi gas (FRSU), kilang mini, dan lainnya.

Sumber Bisnis yang memahami soal roadmap energi mengatakan bahwa persoalan energi di Tanah Air sangat kompleks, seperti mengurangi ketergantungan impor BBM dan minyak mentah, mengurangi ekspor gas untuk dimanfaatkan di dalam negeri.

Bagaimana  mampu mendistribusikan gas melalui pipa  gas. Menurutnya, bagaimana strategi untuk mendorong peningkatan energi baru dan terbarukan. Persoalan lain yang perlu diselesaikan, katanya, ketimpangan sumber energi di daerah atau pulau kecil agar dapat mengangkat perekonomian di wilayah itu.

Dia menyayangkan pertanyaan yang dilontarkan dala debat tersebut karena terlalu sempit hanya soal kelapa sawit (CPO). Padahal, CPO hanya  bagian kecil dari persoalan energi di Tanah  Air.

“Yang membuat pertanyaan tidak bisa sehingga tidak bisa menggali visi kedua capres  menuju kemandirian energi nasional. Persoalan energi kita sangat kompleks.”

Direktur Eksekutif Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menjelaskan bahwa capres Joko Widodo lebih fasih bicara soal biofuel. Prabowo, katanya,kurang jelas bicara soal energi terbarukan.

Menurutnya, kedua capres tidak menyampaikan energi terbarukan lainnya. Namun, hanya membahas soal energi terbarukan dari CPO. Padahal, ada sumber terbarukan lain, seperti surya, air, angin, dan lainnya.

Terkait dengan arah kebijakan B100, katanya, Jokowi seharusnya memaparkan tingkat keekonomian penggunaan 100% CPO untuk bahan bakar. Harga B100 misalnya, seharusnya bisa lebih murah dari harga Solar (diesel) sehingga layak untuk diproduksi. Jika sebaliknya, pengembangan CPO untuk bahan bakar akan sulit dikembangkan.

Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menargetkan untuk membangun suatu kemandirian baik dari sisi pangan, energi dan air.

Menurutnya, tolak ukur keberhasilan suatu negara dinilai jika dapat menguasai tiga hal tersebut. Oleh karena itu, dalam kesempatan untuk memaparkan visi dan misinya, Prabowo mengatakan akan membangun kemandirian dari sisi pangan, energi dan air.

“Untuk jadi negara berhasil kita harus bangun suatu kemandirian, kita harus swasembada pangan, energi, dan air. Tolak ukur keberhasilan suatu negara adalah jika menguasai [tiga] hal tersebut,” katanya, Minggu (17/2).

Dalam hal ini Prabowo berjanji akan menjamin harga pangan yang terjangkau, petani dan peternak mendapatkan imbal hasil serta menyediakan pupuk bagi petani.  Selain itu, dia juga berjanji akan menurunkan harga listrik jika terpilih sebagai presiden.

Sementara itu, Calon presiden petahana Joko Widodo menargetkan akan mendorong penggunaan biodiesel hingga 100% atau B100.

Target tersebut disampaikan saat menyatakan visi dan misi dalam debat kedua calon presiden yang digelar pada Minggu (17/2/2019).

Dalam visi dan misinya, Jokowi ingin agar Indonesia maju di bidang energi. “Kami menargetkan ke depan akan mengurangi energi fosil sehingga pemakaian biodiesel dan green fuel akan kita kerjakan. sudah kami mulai dengan produksi B20, akan kami teruskan sampai B100 sehingga keterantungan akan fosil akan dikurangi.”

Terkait infrastruktur, Jokowi mengatakan dalam tiga tahun pihaknya sudah menggelontorkan Rp187 triliun dana desa ke desa. “Apa yang didapat? telah dibangun 191.000 km di desa, jalan produksi yang bermanfaat bagi petani dan 58.000 unit irigasi dari dana desa.”

Soal pangan, dia menargetkan akan menjaga ketersediaan pangan dan stabilitas harga. “Saya sampaikan makasaih pada petani jagung. Pada 2014 impor 3,5 juta ton jagung. 2018 hanya impor 180 ribu ton jagung, artinya ada produksi 3,3 juta ton.”

Terkait isu lingkungan, Jokowi mengatakan sejauh ini pihaknya sudah menjaga agar tidak ada lagi kebakaran hutan dan lahan gambut serta pihaknya berjanji akan mengurangi sampah plastik di sungai dan laut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sepudin Zuhri
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper