Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imlek, Pelaku Dagang-el Targetkan Kenaikan Penjualan Hingga 60%

Perayaan Imlek tahun ini diperkirakan dapat meningkatkan 60% penjualan online dibandingkan dengan rata-rata belanja harian pada platform e-commerce Tanah Air.

Bisnis.com, JAKARTA -- Perayaan Imlek tahun ini diperkirakan dapat meningkatkan 60% penjualan online dibandingkan dengan rata-rata belanja harian pada platform e-commerce Tanah Air.

Country Head of Shopback Indonesia Indra Yonathan mengatakan kenaikan belanja online tersebut cenderung stabil karena tahun lalu juga menynetuh angka 60% dibandingkan rata-rata belanja online harian.

"Jika melihat tren belanja masyarakat Indonesia yang semakin membaik setiap tahunnya, tentu tahun ini kami juga memprediksi peningkatan 60% dibandingkan dengan rata-rata transaksi harian bisa tercapai," katanya kepada Bisnis, Senin (28/1/2019).

Yonathan melanjutkan, tren kenaikan penjualan online tersebut akan berjalan satu minggu sebelum hari H (5 Februari 2018). Adapun, prediksi tersebut mengacu pada survei efektivitas penjualan online selama periode imlek tahun lalu.

"Dari hasil survei kami tahun lalu, sebanyak 40,1% responden mengaku sudah mulai membeli perlengkapan imlek seminggu sebelum perayaan berlangsung."

Yonathan menjelaskan, selain memberikan berbagai promo-promo menarik, seperti potongan harga, cashback, atau pun gratis ongkos kirim, strategi menarik konsumen tahun ini akan mulai banyak dipenuhi dengan gamifikasi-gamifikasi menarik yang ditujukan untuk meningkatkan minat masyarakat membuka aplikasi.

Chief Marketing Officer, Lazada Indonesia Monika Rudijono mengatakan perusahaan sudah melakukan program penjualan pada perayaan Imlek 2019, yang dilaksanakan pada 22-24 Januari 2019.

Dia memaparkan, pencapaian tahun ini lebih baik, karena peningkatannya mencapai 100% dibandingkan penjualan rata-rata harian, yang tahun sebelumnya tidak mencapai angka tersebut.

"Program kami sudah selesai. Kampanye Lazada Lucky Imlek dapat mendongkrak penjualan hingga dua kali lipat dari hari biasa. Bahkan, tak sedikit pula seller yang merasakan kenaikan hingga beberapa kali lipat," jelasnya.

Dia menyebutkan meski tidak secara langsung memberikan potongan harga, perusahaan menerapkan harga unik pada produk produk-produk berwarna merah, yakni mulai dari Rp88.000 sampai Rp888.000. 

Di luar itu, Perusahaan juga tetap menyediakan fasilitas gratis ongkos kirim, bayar di tempat, dan jaminan pengiriman yang cepat.

Monika mengatakan perusahaan tidak mengalami banyak kendala dalam peningkatan penjualan pada perayaan imlek tahun ini.

Hanya saja, dia mengatakan perusahaan tengah sibuk mempercepat pengiriman barang, yang 20% ditujukan untuk pelanggan di luar Jawa.

Meski enggan menguapkan target dan strategi peningkatan penjualan online pada perayaan imlek tahun ini, PR Manager Bukalapak Evi Andarini mengatakan perusahaan dapat meningkatkan penjualan hingga dua kali lipat pada perayaan imlek 2017 dan 2018.

"Mohon maaf kami belum bisa share yang lain, karena promo-promo untuk menyambut imlek tahun ini belum berjalan," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (IdEA) Ignatius Untung mengatakan peningkatan belanja online pada perayaan imlek akan tetap terjadi. Hanya saja, antusias belanja online masyarakat pada perayaan imlek tidak sebesar lebaran dan Natal dan tahun baru.

"Ya setidaknya, peningkatan belanja online-nya sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Ya itu karena masyarakat yang merayakan perayaan imlek tidak begitu banyak," tuturnya.

Namun demikian, dia berharap marketplace dan pelaku dagang-el tidak memberi banyak potongan harga pada produknya. Pasalnya, pemberian potongan harga yang berlebihan untuk meningkatkan belanja online masyarakat memberi dampak yang cukup buruk pada keuangan perusahaan.

"Kalau diberi gratis ongkos kirim itu dampaknya ke marketplace, sedangkan gratis diskon itu dampaknya ke pelaku dagang-el. Mereka harus garap pelanggan setia, supaya lebih bisnisnya lebih berkelanjutan," ucapnya.

Di luar itu, Untung menambahkan tren belanja online kali ini tidak akan hanya menguntungkan peritel daring, melainkan juga online travel agent (OTA).

"Kita lihat liburnya itu di hari Selasa, dan pastinya akan banyak irnag ambil cuti di hari Senin, karena hari kejepit. Jadi, saya rasa tren berlibur akan lebih marak pada perayaan Imlek tahun ini," ucapnya.

Di lain pihak, Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan dirinya masih belum melihat adanya peningkatan pengiriman barang dari luar negeri.

Adapun, peningkatan impor barang konsumsi merupakan cerminan adanya persiapan para pelaku dagang elektronik dalam negeri untuk meningkatkan penjualannya.

"Mayoritas perdagangan elektronik kita didominasi oleh barang impor. Biasanya ada peningkatan volume impornya sekitar 5% [Sebelum perayaan Imlek]. Namun, beberapa hari ini belum ada peningkatan impor barang tersebut," katanya.

Meski demikian, Yukki memprediksikan pelaku dagang elektronik dan marletplace tidak akan menghadapi banyak kendala dalam mencapai target-target penjualan pada perayaan imlek tahun ini.

Pasalnya, walau ada kendala peningkatan tarif SMU (Surat Muat Udara), pelaku marketplace memiliki jasa pengiriman sendiri atau perusahaan yang telah bekerja sama dengan mereka, sehingga masih dapat menjaga daya saingnya.

"Walau tidak punya pesawat sendiri, mereka akan tetap kompetitif. Lagi pula penjualan online itu 60% ada di Jabodetabek. Jadi tidak ada masalah," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper