Bisnis.com, JAKARTA — PT Waskita Karya Tbk. menargetkan sertifikasi karyawan dan pegawai lapangan secara bertahap guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Sertifikasi juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengggenjot kompetensi tenaga kerja konstruksi nasional.
Direktur Human Capital Management PT Waskita Karya Tbk. (WSKT) Hadjar Seti Aji mengatakan bahwa perseroan akan menggandeng sejumlah lembaga sertifikasi profesi dalam sertifikasi SDM perseroan.
Sertifikasi menjadi isu penting yang tidak bisa dihindari sejalan penerapan Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
Sertifikasi tenaga kerja konstruksi merupakan salah satu amanah yang tertuang dalam undang-undang tersebut.
"Kami berkomitmen dalam mendukung program ini dan kami ingin menjadi salah satu yang cepat menyertifikasi karyawan dan pekerja di lapangan," kata Hadjar kepada Bisnis.com, baru-baru ini.
Baca Juga
Menurutnya, saat ini jumlah karyawan WSKT mencapai 4.300 orang, sedangkan pekerja di lapangan mencapai puluhan ribu. Dia memberi contoh di setiap proyek, Waskita Karya mempekerjakan 1.000 orang, sedangkan proyek yang ditangani perusahaan mencapai 160 proyek.
Hadjar menuturkan bahwa proyek-proyek yang digarap perseroan merupakan proyek berskala besar denga nilai kontrak di atas Rp200 miliar sehingga tak ayal setiap proyek yang ditangani WSKT tergolong padat karya.
Sebelumnya, Waskita Karya sudah melakukan sertifikasi untuk para tenaga kerja dengan keahlian khusus.
Kini, sertifikasi diarahkan untuk pekerja yang memiliki keterampilan umum.
Hadjar mengemukakan bahwa para pekerja dengan keterampilan umum juga perlu standardisasi.
Secara umum, Kementerian PUPR menargetkan sertifikasi 170.000 tenaga kerja konstruksi tahun ini.
Sertifikasi digenjot lantaran jumlah tenaga kerja konstruksi besertifikat masih minim. Hingga tahun lalu, hanya ada 485.532 tenaga kerja konstruksi besertifikat dari populasi tenaga kerja konstruksi sebanyak 8,14 juta