Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat dikabarkan telah mengantongi sejumlah kandidat calon Presiden Bank Dunia dengan mempertahankan tradisi "American First". Setidaknya ada enam kandidat, yaitu David Malpass, Mark Green, Ray Washburne, Robert Kimmitt, Dina Powell, Indra Nooyi
"Pemerintahan Trump tengah mempertimbangkan Wakil Menteri Keuangan untuk Urusan Internasional David Malpass dan Kepala Badan Pembangunan Internasional Mark Green diantara kandidat lainnya untuk mengisi kekosongan jabatan di Bank Dunia," ujar sumber yang meminta tidak disebutkan namanya, seperti dikutip Bloomberg, Rabu (16/1/2019).
Gedung Putih diketahui telah memiliki daftar awal calon potensial antara lain Direktur Utama Overseas Private Investment Corporation Ray Washburne, agensi pemerintah yang banyak membantu perusahaan-perusahaan Amerika berinvestasi di pasar ekonomi berkembang.
Washburne, salah satu pendiri rantai restoran Mi Cocina dan Taco Diner, memiliki rekam jejak sebagai wakil ketua komite penggalangan dana untuk kampanye pemilihan presiden Donald Trump beberapa tahun lalu.
Nama-nama lain yang muncul untuk mengisi jabatan nomor satu di Bank Dunia adalah mantan duta besar AS untuk Jerman yakni Robert Kimmitt dan mantan penasihat Gedung Putih Dina Powell.
Pencarian kandidat Presiden Bank Dunia masih dalam tahap awal dan nama-nama yang muncul saat ini bisa berubah kapan saja.
New York Times melaporkan pada Selasa (15/1), bahwa Gedung Putih juga mempertimbangkan mantan CEO PepsiCo Inc. Indra Nooyi.
Nooyi adalah satu dari sejumlah eksekutif yang ikut menandatangani surat yang menyuarakan keprihatinan serius terhadap perubahan kebijakan imigrasi yang disusun pemerintahan trump dan potensi kebijakan tersebut bagi pertumbuhan ekonomi AS.
Bos Bank Dunia, Jim Yong Kim, mengumumkan pengunduran dirinya dari jabatan Presiden Bank Dunia untuk bergabung dengan perusahaan ekuitas asal Amerika Serikat pada Senin(7/1).
Kim mengundurkan diri dari posisi nomor satu di institusi finansial internasional tersebut meskipun masa baktinya masih berlangsung hingga 2022.
Untuk sementara waktu, Kristalina Georgieva, yang ditunjuk menjadi CEO Bank Dunia pada 2017, akan berperan sebagai petinggi sementara.
Georgieva merupakan warga negara Bulgaria yang sebelumnya pernah memegang jabatan senior di Uni Eropa setelah sebelumnya bekerja selama 15 tahun di Bank Dunia. Dia memulai karirnya sebagai ekonom lingkungan pada 1993.
Sepanjang masa kepemimpinannya, Kim telah mendorong pendanaan untuk proyek ramah lingkungan dan mengurangi dukungan investasi batu bara. Dia berhasil menghindari konflik kepentingan politik pemerintahan Trump yang pada saat itu tengah menghidupkan kembali sektor batu bara AS.
Bank Dunia mengumumkan pada Desember 2018 bahwa mereka akan menggandakan nilai investasi untuk memerangi perubahan iklim menjadi sekitar US$200 miliar untuk lima tahun ke depan.
Sebagai pemegang saham terbesar di Bank Dunia, Amerika Serikat memiliki wewenang untuk menunjuk Presiden Bank Dunia sejak institusi ini dibentuk usai Perang Dunia II.
Eksklusifitas ini sering kali mengundang oposisi yang menuntut partisipasi para pemimpin negara lain dalam memfasilitasi pinjaman kepada negara berkembang.
Dewan eksekutif Bank Dunia memberikan waktu hingga 14 Maret 2019 bagi 189 negara anggota untuk mencalonkan kandidat Presiden Bank Dunia yang baru.
Pihak Bank Dunia akan merilis daftar pendek yang berisi tiga nama calon kandidat dan menargetkan posisi nomor satu ini akan diisi pada pertengahan April.
Kandidat yang ideal adalah individu yang memiliki pengalaman mengelola organisasi besar, memiliki visi untuk membangun misi Bank Dunia dan memiliki komitmen kuat untuk membangun kerjasama internasional.