Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pengembangan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian (BPPI Kemenperin) mencatat penerapan industri 4.0 dapat meningkatkan daya saing industri melalui berbagai penghematan, seperti penurunan biaya produksi hingga 20%
Hal tersebut disampaikan Kepala BPPI Kemenperin Ngakan Timur Antara usai usai konferensi pers persiapan peluncuran program Indi 4.0 di kantor Kemenperin, Jakarta. Dia menjelaskan penghematan tersebut telah ditunjukkan oleh industri yang menerapkan 4.0 di Indonesia.
Kemenperin lakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan industri 4.0 sebagai bahan pengembangan program Indi 4.0, program penilaian kesiapan industri memasuki 4.0. Salah satu perusahaan yang ditinjau Kemenperin menunjukkan pengaruh dari penerapan tersebut.
"Mereka bisa menurunkan reject product sekitar 40%, kemudian menurunkan cost bisa 15%–20%, itu data dari salah satu perusahaan yang sudah menerapkan. Kan belum banyak yang menerapkan. Data itu kami pakai sebagai referensi," ujar Ngakan, Kamis (17/01/2019).
Pemaparan Ngakan tersebut sejalan dengan hasil riset lembaga riset McKinsey bahwa penerapan industri 4.0 dapat meningkatkan efisiensi manajemen operasi berkisar 5%–12,5%. Penerapan industri 4.0 pun dinilai dapat menekan pengeluaran untuk perawatan mesin 10%–40% dan meningkatkan masa hidup mesin berkisar 3%–5%.
Managing Partner Indonesia McKinsey & Company, Philia Wibowo, menjelaskan penerapan industri 4.0 di Asean berpotensi menghasilkan US$0,2–0,6 triliun per tahun hingga 2025. Peningkatan pendapatan itu ditunjang oleh efisiensi dan biaya pengembangan internet of things (IoT) yang diperkirakan akan terus menurun hingga di atas 50%.
Selain itu, Ngakan pun menjelaskan terdapat industri yang mendapatkan pengembalian investasi dalam waktu cepat melalui penerapan industri 4.0. "Kurang dari setahun sudah kembali investasinya. Saya berani ngomong kalau sudah ada contohnya," tambah Ngakan.
Data-data tersebut kemudian dijadikan rujukan industri dalam menilai kesiapannya menerapkan 4.0 melalui program penilaian Indi 4.0. Penilaian tersebut menurut Ngakan penting agar Kemenperin dapat memetakan kekurangan dan potensi industri untuk kemudia dikembangkan.