Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerapan Industri 4.0 Tingkatkan Daya Saing & Efisiensi

Badan Pengembangan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian (BPPI Kemenperin) mencatat penerapan industri 4.0 dapat meningkatkan daya saing industri melalui berbagai penghematan, seperti penurunan biaya produksi hingga 20%
Ilustrasi logo revolusi industri 4.0./Reuters-Wolfgang Rattay
Ilustrasi logo revolusi industri 4.0./Reuters-Wolfgang Rattay

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pengembangan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian (BPPI Kemenperin) mencatat penerapan industri 4.0 dapat meningkatkan daya saing industri melalui berbagai penghematan, seperti penurunan biaya produksi hingga 20%

Hal tersebut disampaikan Kepala BPPI Kemenperin Ngakan Timur Antara usai usai konferensi pers persiapan peluncuran program Indi 4.0 di kantor Kemenperin, Jakarta. Dia menjelaskan penghematan tersebut telah ditunjukkan oleh industri yang menerapkan 4.0 di Indonesia.

Kemenperin lakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan industri 4.0 sebagai bahan pengembangan program Indi 4.0, program penilaian kesiapan industri memasuki 4.0. Salah satu perusahaan yang ditinjau Kemenperin menunjukkan pengaruh dari penerapan tersebut.

"Mereka bisa menurunkan reject product sekitar 40%, kemudian menurunkan cost bisa 15%–20%, itu data dari salah satu perusahaan yang sudah menerapkan. Kan belum banyak yang menerapkan. Data itu kami pakai sebagai referensi," ujar Ngakan, Kamis (17/01/2019).

Pemaparan Ngakan tersebut sejalan dengan hasil riset lembaga riset McKinsey bahwa penerapan industri 4.0 dapat meningkatkan efisiensi manajemen operasi berkisar 5%–12,5%. Penerapan industri 4.0 pun dinilai dapat menekan pengeluaran untuk perawatan mesin 10%–40% dan meningkatkan masa hidup mesin berkisar 3%–5%.

Managing Partner Indonesia McKinsey & Company, Philia Wibowo, menjelaskan penerapan industri 4.0 di Asean berpotensi menghasilkan US$0,2–0,6 triliun per tahun hingga 2025. Peningkatan pendapatan itu ditunjang oleh efisiensi dan biaya pengembangan internet of things (IoT) yang diperkirakan akan terus menurun hingga di atas 50%.

Selain itu, Ngakan pun menjelaskan terdapat industri yang mendapatkan pengembalian investasi dalam waktu cepat melalui penerapan industri 4.0. "Kurang dari setahun sudah kembali investasinya. Saya berani ngomong kalau sudah ada contohnya," tambah Ngakan.

Data-data tersebut kemudian dijadikan rujukan industri dalam menilai kesiapannya menerapkan 4.0 melalui program penilaian Indi 4.0. Penilaian tersebut menurut Ngakan penting agar Kemenperin dapat memetakan kekurangan dan potensi industri untuk kemudia dikembangkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Maftuh Ihsan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper